Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Belasan anggota Front Pembela Islam atau FPI Kota Sukabumi, Jawa Barat membubarkan kejuaraan voli waria se-Jabar yang digelar di komplek olah raga Lapang Merdeka Sukabumi, Selasa, (1/9).

"Tidak dibenarkan kegiatan waria dilegalkan, karena waria sudah jelas bertentangan dengan agama khususnya Islam karena mereka sudah mendustakan agama dengan menyukai sesama jenis dan mengubah takdir," kata pengurus DPC FPI Kota Sukabumi, Aa Nunu di Sukabumi, Selasa.

Acara kejuaraan yang diikuti oleh sekitar 120 waria yang berasal dari Bogor, Bandung, Cimahi, Cianjur dan Sukabumi ini sebenarnya sudah mendapatkan izin dari Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Kota Sukabumi dengan mengusung tema "Sukabumi Tanpa Stigma".

Namun demikian, pada kegiatan kejuaraan ini FPI merasa tidak diikutsertakan dalam koordinasi, sehingga pihaknya merasa memiliki kewajiban untuk membubarkan kejuaraan voli antarwaria tersebut.

Bahkan, pihaknya menilai bukan berarti FPI tidak setuju dengan perbedaan, tetapi waria dinilai telah melanggar hukum agama karena sudah jelas dalam Al-Quran, Allah SWT menjatuhkan azab kepada kaum Sodom karena melakukan hubungan seks sejenis.

Untuk antisipasi terjadinya bentrokan fisik antara anggota FPI dengan waria, pihak panitia mengisolasi waria ke salah satu ruangan. Sehingga bentrokan dari kedua massa bisa diredam dan anggota polisi pun langsung melerai kedua belah pihak.

"Memang kami akui kegiatan ini memiliki nilai positifnya yakni mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS, tapi sayang kenapa panitia memilih kaum waria yang sudah jelas telah melanggar aturan agama," tambahnya.

Nunu mengatakan semua kegiatan yang berkaitan dengan waria tidak boleh dilaksanakan di Sukabumi. Pihaknya juga akan memberikan bimbingan kepada kaum waria agar kembali lagi ke jalan yang benar dan tidak mengubah takdir yang telah diberikan oleh Allah SWT. Bagaimanapun mereka bisa disembuhkan dari kelaianannya itu.

Sementara, Panitia yang juga Pengelola Komisi Penanggulangan AIDS Kota Sukabumi Yanti Rosdiana mengatakan pembubaran ini membuktikan bahwa masih ada diskriminasi terhadap suatu golongan di Sukabumi seperti kepada waria, gay dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Padahal, kegiatan ini tujuannya untuk mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS.

"Kami di sini untuk berolahraga, bersilaturahmi dan tujuan utamanya adalah kampanye bahaya HIV/AIDS. Bahkan, waria yang ikut turnamen ini memiliki pekerjaan seperti perias, kuli bangunan, sopir angkot dan tidak lagi mangkal di jalan," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015