Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Musim kemarau penjang menyebabkan kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih semakin meluas, bahkan hingga kini sudah ada 13 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang kesulitan air bersih.
"Daerah yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih terus bertambah yang mayoritas berada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi," kata Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo di Sukabumi, Minggu.
Menurut dia, adapun daerah yang mengalami kesulitan air bersih antara lain Kecamatan Gegerbitung, Bantargadung, Warungkiara, Palabuhanratu, Pabuaran, Sagaranten, Cimanggu, Cikakak, Simpenan dan Cidadap. Tidak menutup kemungkinan jumlah kecamatan yang melaporkan kasus serupa bertambah.
Hingga ini penanganan kasus kesulitan air bersih ini baru dilakukan di delapan kecamatan seperti Kecamatan Gegerbitung, Bantargadung dan Palabuhanratu. Sementara bantuan pipanisasi yakni Kecamatan Ciracap, Cimanggu, Sagaranten. Bantuan yang diberikan kepada warga berupa pendistribusian air bersih dan pipanisasi air.
"Hingga saat ini sudah 480 ribu liter air bersih yang kami salurkan kepada warga yang kesulitan mendapatkan air bersih dengan tujuan untuk meringankan penderitaan mereka di tengah bencana kekeringan ini," tambahnya.
Usman mengatakan, dalam penyaluran bantuan itu masih terkendala sarana, karena hanya satu truk tanki air bersih yang dioperasikan itupun milik Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi. Maka dari itu, dalam penyaluran pihaknya memprioritaskan daerah dinilai sangat rawan, kemudian penyaluran dilakukan secara bergilir dari satu titik ke titik yang lain.
Diperkirakan musim kemarau ini akan terjadi hingga akhir Desember mendatang, karena informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Nino masih terus mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia, sehingga musim kemarau akan lebih panjang dibandingkan tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Daerah yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih terus bertambah yang mayoritas berada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi," kata Kepala BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo di Sukabumi, Minggu.
Menurut dia, adapun daerah yang mengalami kesulitan air bersih antara lain Kecamatan Gegerbitung, Bantargadung, Warungkiara, Palabuhanratu, Pabuaran, Sagaranten, Cimanggu, Cikakak, Simpenan dan Cidadap. Tidak menutup kemungkinan jumlah kecamatan yang melaporkan kasus serupa bertambah.
Hingga ini penanganan kasus kesulitan air bersih ini baru dilakukan di delapan kecamatan seperti Kecamatan Gegerbitung, Bantargadung dan Palabuhanratu. Sementara bantuan pipanisasi yakni Kecamatan Ciracap, Cimanggu, Sagaranten. Bantuan yang diberikan kepada warga berupa pendistribusian air bersih dan pipanisasi air.
"Hingga saat ini sudah 480 ribu liter air bersih yang kami salurkan kepada warga yang kesulitan mendapatkan air bersih dengan tujuan untuk meringankan penderitaan mereka di tengah bencana kekeringan ini," tambahnya.
Usman mengatakan, dalam penyaluran bantuan itu masih terkendala sarana, karena hanya satu truk tanki air bersih yang dioperasikan itupun milik Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi. Maka dari itu, dalam penyaluran pihaknya memprioritaskan daerah dinilai sangat rawan, kemudian penyaluran dilakukan secara bergilir dari satu titik ke titik yang lain.
Diperkirakan musim kemarau ini akan terjadi hingga akhir Desember mendatang, karena informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) El Nino masih terus mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia, sehingga musim kemarau akan lebih panjang dibandingkan tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015