Bogor, (Antara Megapolitan) - Yayasan Roemah Kahoeripan dan Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor meluncurkan Peta Panduan Jelajah Kota Pusaka Bogor dan Peta Panduan Jelajah Wisata Sejarah Enam Belas Kecamatan Kabupaten Bogor edisi pertama.

"Diharapkan peta ini dapat menjadi salah satu pijakan bagi generasi penerus bangsa untuk mengenal, menjaga, mencintai, melindungi dan melestarikan warisan serta kekayaan luhur bangsa Indonesia," kata Dewi Djuakrdi, selaku Ketua Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor di Bogor, Rabu.

Dewi mengatakan peluncuran dua peta tersebut secara resmi dilaksanakan Senin (24/8) dengan mengambil momen Agustus yang masih dalam suasana memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

Peta Panduan Jelajah Kota Pusaka Bogor dalam bentuk cetak ini menampilkan informasi lima kawasan pusaka di Kota Bogor, seperti Kebun Raya dan Istana Bogor, kawasan pecinan, kampung Arab, permukiman Eropa.

Ia mengatakan, Peta Panduan Jelajah Kota Pusaka Bogor dan Peta Panduan Jelajah Wisata Sejarah Enam Belas Kecamatan Kabupaten Bogor (edisi satu) merupakan buah dari karya yang sudah sangat lama menjadi pemikiran Yayasan Roemah Kahoeripan dan KPPB agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

"Peta ini memuat potensi alam dan budaya yang dimiliki oleh Bogor, ini juga dapat menjadi potensi pariwisata," katanya.

Menurut Dewi proses pembuatan kedua peta tersebut berlangsung cukup lama, selama kurang lebih tiga tahun lamanya tim ahli dari Roemah Kahoeripan dan KPPBB yang terdiri atas kalangan akademisi, praktisi, dan pelestari melakukan penelitian dan mengumpulkan data-data sejarah hingga dirangkum dalam sebuah peta.

Anggota tim ahli tersebut merupakan enam orang wanita yang memiliki perhatian lebih terhadap kebudayaan dan alam Indonesia, mereka yakni Heriyanto O Untoro (Arkeolog, Antropolog, dosen dan peneliti), Widya Wijayanti (arsitek, ahli tata kota, dan tokoh pelestariaan Kota Semarang Lama), Efridani Lubis (ahli hukum yang juga dosen serta peneliti), Hardini Sumono (pegiat pelestari dan arkeolog), Fransiska Dwi (perwakilan Roemah Kahoeripan) dan Dewi Djjkardi yang bertindak selaku arsitek sekaligus pegiat pelestari Ketua KPPBB.

"Semua ini kami lakukan karena kecintaan dan kepedulian terhadap warisan pusaka budaya Indonesia yang sangat beragam dan salah satunya berada dan dimiliki oleh masyarakat Bogor baik kota maupun kabupaten," kata Dewi.

Dewi menyebutkan, melihat masa sekarang ini, arus globalisasi budaya asing sangat deras mengalir dan menggerus budaya bangsa, sehingga sudah saatnya perlu dibentengi dan ditangkal dengan mengungkap kembali akan arti pentingnya "warisan Pusaka Budaya" Bangsa Indonesia.

Lebih lanjut ia mengatakan, Bogor memiliki sejarah yang lengkap dan panjang dimulai dari zaman pra sejarah sampai masa sekarang. Banyaknya "pusaka budaya luhur" yang dimiliki masyarakat Bogor, ditambah lagi secara alami Bogor memiliki pesona alam tersendiri yang sangat mendukung wilayah tersebut.

"Jajaran gunung serta bukti yang mengelilingi wilayah Bogor, serta diselingi aliran sejumlah sungai menjadi relung bagi sumber kehidupan masyarakat Bogor terutama di bidang pertanian," kata Dewi.

Dewi mengatakan, segala potensi yang dimiliki oleh Bogor hendaknya wajib dijaga dan dilestarikan bersama sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pariwisata berbasis cagar budaya.

"Diharapkan juga dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat," katanya.

Ia mengatakan, peta yang diterbitkan oleh Roemah Kahoeripan dan KPPBB akan dibagikan secara gratis kepada seluruh lapisan masyarakat terutama kalangan pelajar dan mahasiswa.

Dewi menambahkan, rencananya Roemah Kahoeripan dan KPPBB akan mengadakan "roadshow" peta tersebut di Semarang pada akhir September 2015 dan Universitas Indonesia, Depok pada awal Oktober. Sebagai bentuk dukungan atas penyelenggaraan Temu Pusaka Indonesia yang akan dilaksanakan pada 9-11 Oktober dan dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.

"Peta ini juga bentuk persahabatan antara pelestari Semarang dengan pelestari Bogor. Karena hanya kedua daerah yang baru memiliki peta jelajah warisan budaya," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015