Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) pada Rabu (14/7) berusaha untuk tidak memutuskan membuat rekomendasi apa pun tentang pencampuran vaksin COVID-19 dari produsen yang berbeda.

Menurut EMA, terlalu dini untuk mengonfirmasi apakah dan kapan dosis penguat tambahan akan diperlukan.

Akan tetapi regulator obat Eropa itu mengatakan dua dosis vaksin COVID-19 diperlukan untuk melindungi terhadap varian Delta yang sangat menular.

"Kepatuhan pada jarak vaksinasi yang disarankan, yang sesuai dengan informasi produk, sangat penting untuk mendapatkan manfaat tingkat perlindungan paling tinggi terhadap virus," demikian pernyataan EMA.

Baca juga: RI-EU sepakat mendorong akses vaksin yang adil dan merata melalui COVAX
Baca juga: Ketua Satgas COVID: Inggris terbebas dari virus corona pada Agustus

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa itu memperkirakan bahwa varian Delta akan menyumbang 90 persen dari varian yang beredar di Uni Eropa pada akhir Agustus.

Varian itu, yang pertama kali muncul di India itu, menyebabkan lonjakan kasus di seluruh dunia dan juga mengacaukan rencana pemulihan. Para peneliti dan produsen obat harus segera mengubah vaksin buatannya untuk mencegah hilangnya efektivitas terhadap varian baru.

Baca juga: Ulama Inggris mengajak muslim Indonesia berkontribusi di tataran global

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu mengatakan varian Delta ditemukan di setidaknya 111 negara dalam dua bulan terakhir, dan sepertinya akan menjadi varian dominan global selama beberapa bulan ke depan.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021