Bogor, (Antara Megapolitan) - Perolehan nilai sementara pada Kejuaraan Dunia Paralaya nomor Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis tim nasional Indonesia berada di peringkat enam.
Pilot andalan putra tuan rumah, Thomas Widyananto bersama rekannya Dede Supratman, hanya mampu menginjakkan kaki pertama kali enam sentimeter dari titik nol, sehingga meraih nilai enam di ronde pertama, dan berada di peringkat keenam Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang.
Rode pertama Kejuaraan Ketepatan Mendarat Paralayang atau World Paragliding Accuracy Championship (WPAC) 2015 dilangsungkan Rabu (12/8) kemarin, setelah pada hari pertama perlombaan dimulai Selasa (11/8) sempat batal akibat seharian arah angin dari belakang.
Sebanyak 121 pilot atau atlit Paralayang dari 19 negara, langsung berusaha mengejar nilai sebaik mungkin, saat meet director menyatakan penerbangan dapat dilakukan, namun karena kondisi cuaca dan arah angin yang cenderung berubah secara tiba-tiba, ronde keduapun tidak rampung dilaksanakan saat perlombaan ditutup pukul 17.00 WIB.
Hasil perolehan nilai sementara, atlit putra dari Republik Ceko yakni Tomas Lednik, Chennan Li dari Tiongkok, Sunghul Shin dari Korea Selatan, dan George Cotet dari Rumania berhasil mencatat nilai pertama dan memimpin sementara.
Sementara itu, untuk putri, juara seri Piala Dunia Ketepatan Mendarat (PGAWC) 2012-2014, Lis Adriana masih belum pulih benar dari cidera lututnya yang terkilir. Ia pun hanya mampu meraih nilai 60, dan berapa pada peringkat 29 dari keseluruhan peserta.
Sedangkan di nomor beregu, Serbia unggul sementara di atas Thailand dan Slovenia. Indonesia menyusul di peringkat keempat, dengan jumlah nilai 28, hanya selisih satu angka dari Slovenia.
Medali emas untuk beregu hanya diperebutkan satu yang ditentukan dari nilai terbaik dari empat pilot teratas putra maupun putri setiap negara.
Dalam Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8, agar hasil kejuaraan diakui oleh Federasi Aeronautika Internasional atau FA, sebagai induk olah raga dirgantara dunia, minimal para atlit harus menyelesaikan tiga ronde perlombaan.
Setiap hari panitia pelaksana berusaha menyelesaikan dua ronde hingga Jumat (14/8), untuk mengantisipasi kemungkinan cuaca buruk pada akhir pekan nanti.
Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 untuk pertama kalinya dilenggarakan di luar kawasan Eropa, dan Indonesia terpilih sebagai negara Asia pertama yang menjadi tuan rumah. Perlombaan kali ini menjadi perlombaan terbesar karena dihadiri oleh peserta terbanyak mencapai 121 orang.
Kejuaraan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi, pada Senin (10/8) kemarin, dan perlombaan akan berlangsung hingga Minggu (16/8) mendatang.
Humas Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8, Tagor Siagian mengatakan, para peserta merasakan tekanan menjelang pendarat akibat banyaknya pilot yang melakukan penerbangan.
"Salah satu pilot asal Republik Ceko, Marketa Tomaskova menyampaikan dirinya tidak bisa konsentrasi karena terlalu ramai, dan ia harus berebut mask dengan pilot lain sehingga ketika dia mengalah dan memperlambat kecepatan, malah terlempar angin, akibatnya jaraknya terlalu jauh," ujar Tagor.
Tagor menambahkan, Kamis ini, lomba akan menyelesaikan ronde kedua, dengan 36 pilot yang tersisa, sebelum memulai ronde ketiga. Prakiran cuaca kawasan Puncak akan panas, dengan kecepatan angin 3 km per jam dari arah depan (headwind).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Pilot andalan putra tuan rumah, Thomas Widyananto bersama rekannya Dede Supratman, hanya mampu menginjakkan kaki pertama kali enam sentimeter dari titik nol, sehingga meraih nilai enam di ronde pertama, dan berada di peringkat keenam Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang.
Rode pertama Kejuaraan Ketepatan Mendarat Paralayang atau World Paragliding Accuracy Championship (WPAC) 2015 dilangsungkan Rabu (12/8) kemarin, setelah pada hari pertama perlombaan dimulai Selasa (11/8) sempat batal akibat seharian arah angin dari belakang.
Sebanyak 121 pilot atau atlit Paralayang dari 19 negara, langsung berusaha mengejar nilai sebaik mungkin, saat meet director menyatakan penerbangan dapat dilakukan, namun karena kondisi cuaca dan arah angin yang cenderung berubah secara tiba-tiba, ronde keduapun tidak rampung dilaksanakan saat perlombaan ditutup pukul 17.00 WIB.
Hasil perolehan nilai sementara, atlit putra dari Republik Ceko yakni Tomas Lednik, Chennan Li dari Tiongkok, Sunghul Shin dari Korea Selatan, dan George Cotet dari Rumania berhasil mencatat nilai pertama dan memimpin sementara.
Sementara itu, untuk putri, juara seri Piala Dunia Ketepatan Mendarat (PGAWC) 2012-2014, Lis Adriana masih belum pulih benar dari cidera lututnya yang terkilir. Ia pun hanya mampu meraih nilai 60, dan berapa pada peringkat 29 dari keseluruhan peserta.
Sedangkan di nomor beregu, Serbia unggul sementara di atas Thailand dan Slovenia. Indonesia menyusul di peringkat keempat, dengan jumlah nilai 28, hanya selisih satu angka dari Slovenia.
Medali emas untuk beregu hanya diperebutkan satu yang ditentukan dari nilai terbaik dari empat pilot teratas putra maupun putri setiap negara.
Dalam Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8, agar hasil kejuaraan diakui oleh Federasi Aeronautika Internasional atau FA, sebagai induk olah raga dirgantara dunia, minimal para atlit harus menyelesaikan tiga ronde perlombaan.
Setiap hari panitia pelaksana berusaha menyelesaikan dua ronde hingga Jumat (14/8), untuk mengantisipasi kemungkinan cuaca buruk pada akhir pekan nanti.
Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 untuk pertama kalinya dilenggarakan di luar kawasan Eropa, dan Indonesia terpilih sebagai negara Asia pertama yang menjadi tuan rumah. Perlombaan kali ini menjadi perlombaan terbesar karena dihadiri oleh peserta terbanyak mencapai 121 orang.
Kejuaraan ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrawi, pada Senin (10/8) kemarin, dan perlombaan akan berlangsung hingga Minggu (16/8) mendatang.
Humas Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8, Tagor Siagian mengatakan, para peserta merasakan tekanan menjelang pendarat akibat banyaknya pilot yang melakukan penerbangan.
"Salah satu pilot asal Republik Ceko, Marketa Tomaskova menyampaikan dirinya tidak bisa konsentrasi karena terlalu ramai, dan ia harus berebut mask dengan pilot lain sehingga ketika dia mengalah dan memperlambat kecepatan, malah terlempar angin, akibatnya jaraknya terlalu jauh," ujar Tagor.
Tagor menambahkan, Kamis ini, lomba akan menyelesaikan ronde kedua, dengan 36 pilot yang tersisa, sebelum memulai ronde ketiga. Prakiran cuaca kawasan Puncak akan panas, dengan kecepatan angin 3 km per jam dari arah depan (headwind).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015