Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mewaspadai gelombang tinggi yang sewaktu-waktu terjadi menerjang kawasan objek wisata laut Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 

"Dari pantauan kami, beberapa waktu lalu terjadi gelombang yang masuk dalam kategori tinggi dengan ketinggian 2,5 meter hingga 3,5 meter seperti yang terjadi di Pantai Citepus, Kecamatan Palabuhanratu," kata Pengamat Meteorologi Geofisika BMKG Bandung Andy Rachmadan kepada wartawan di Sukabumi, Minggu.

Akibat gelombang tinggi tersebut beberapa warung semipermanen yang berdiri di pesisir pantai ikut terendam dan beberapa nyaris roboh.

Namun, pada peristiwa ini tidak ada korban jiwa.  Wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas di laut karena gelombang sedang tidak bersahabat dan warga (pemilik warung) untuk selalu waspada. 

Baca juga: Sejumlah provinsi di Indonesia berpotensi hujan disertai kilat dan angin kencang

Baca juga: Awas, gelombang sangat tinggi hingga 6 meter di perairan Indonesia mulai 15-16 Juni 2021


Dihubungi secara terpisah, BMKG menyebutkan saat ini kondisi cuaca di Kabupaten Sukabumi memasuki musim kemarau, namun masih tetap turun hujan dengan intensitas yang berbeda-beda. 

Staf Obesrvatori Geofisika Palabuhanratu Riw Sulsaladin menambahkan meskipun  sudah memasuki musim kemarau, hujan masih tetap turun yang dikarenakan adanya aliran masa udara lembab dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia khususnya bagian barat.

Sehingga mempengaruhi kondisi cuaca perairan laut Palabuhanratu dengan intensitas tidak umum. Hal ini diindikasikan dengan indeks hypermode yang negatif anomali suhu muka laut di perairan laut selatan Jawa bagian barat positif atau lebih hangat.

Ada penyebab lainnya yang mempengaruhi kondisi cuaca di kawasan objek wisata laut yang merupakan kawasan Unesco Global Geopark Ciletuh Palabuhanratu karena adanya gelombang rosbi yang memicu hujan di wilayah Indonesia.

"Dua faktor tersebut yang memicu hujan meskipun sudah masuk musim kemarau seperti di beberapa wilayah di Pulau Jawa khususnya Kabupaten Sukabumi seperti yang sudah dijelaskan dari analisis BMKG," katanya menambahkan.

Di tempat terpisah, pemilik warung di pesisir Pantai Citepus Asep Edom menyebutkan akibat gelombang tinggi yang terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan warungnya terendam air laut, namun tidak sampai menyebabkan kerusakan yang berarti.

Gelombang tinggi tidak terjadi sepanjang waktui, hanya di waktu-waktu tertentu sehingga bisa terjadi kapan saja seperti pukul 06.00 WIB air naik hingga ke warung-warung, katanya.

Baca juga: BMKG: Tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan capai kisaran 4-6 meter
Baca juga: Awas gelombang capai 7 meter di Perairan Natuna dan Anambas

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021