Sukabumi, (Antara Megapolitan) - Kemarau panjang yang berdampak kepada kekeringan lahan pertanian di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebabkan petani cabai di Kecamatan Kadudampit merugi hingga ratusan juta rupiah.
"Dari akumulasi kerugian akibat gagal panen cabai ini mencapai Rp400 juta, itu baru di kelompok tani yang saya pimpin belum ditambah kelompok tani lainnya," kata Ketua Poktan Al-Amanah, Ujang Hamdun di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, sebelum musim kemarau puluhan hektare lahan pertanian ditanami cabai karena permintaannya tinggi, namun datang musim kemarau yang akibatnya puluhan hektare tanaman cabai yang sudah siap panen akhirnya gagal dipanen.
Selain itu, harga cabai yang tidak stabil di tingkat petani menambah besar kerugian petani yang berada empat desa di Kecamatan Kadudampit yang dibawa naungan Poktan Al-Amanah ini antara Desa Cikahuripan, Sukamanis, Cipetir dan Pambubutan.
Namun, untuk mengurangi kerugian akibat gagal panen ini, petani di wilayah tersebut kembali bangkit, tetapi tidak kembali menanam cabai namun menggantinya dengan tanaman yang masa tanamnya pendek seperti kol dan lain-lain.
Selain itu, untuk pengairannya juga menggunakan pompa karena sumber air dan sungai di sekitar lahan pertanian sudah mulai mengering sehingga dengan bantuan pompa ini petani masih tetap bisa bercocok tanam.
"Kami masih beruntung karena masih ada sumber air yang bisa disedot airnya untuk mengairi lahan pertanian kami, sehingga petani masih tetap bisa bercocok tanam sepanjang tahun walaupun tidak menanam komiditas tanaman utama," tambahnya.
Ujang mengatakan pihaknya juga meminta bantuan pemerintah agar bisa menyerap hasil produk pertaniannya, karena selama ini petani menjualnya ke tengkulak. Diharapkan Perum Bulog bisa menyerap produksi hasil pertanian para petani di daerah yang dikenal pusat pertanian di Kota Sukabumi ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Dari akumulasi kerugian akibat gagal panen cabai ini mencapai Rp400 juta, itu baru di kelompok tani yang saya pimpin belum ditambah kelompok tani lainnya," kata Ketua Poktan Al-Amanah, Ujang Hamdun di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, sebelum musim kemarau puluhan hektare lahan pertanian ditanami cabai karena permintaannya tinggi, namun datang musim kemarau yang akibatnya puluhan hektare tanaman cabai yang sudah siap panen akhirnya gagal dipanen.
Selain itu, harga cabai yang tidak stabil di tingkat petani menambah besar kerugian petani yang berada empat desa di Kecamatan Kadudampit yang dibawa naungan Poktan Al-Amanah ini antara Desa Cikahuripan, Sukamanis, Cipetir dan Pambubutan.
Namun, untuk mengurangi kerugian akibat gagal panen ini, petani di wilayah tersebut kembali bangkit, tetapi tidak kembali menanam cabai namun menggantinya dengan tanaman yang masa tanamnya pendek seperti kol dan lain-lain.
Selain itu, untuk pengairannya juga menggunakan pompa karena sumber air dan sungai di sekitar lahan pertanian sudah mulai mengering sehingga dengan bantuan pompa ini petani masih tetap bisa bercocok tanam.
"Kami masih beruntung karena masih ada sumber air yang bisa disedot airnya untuk mengairi lahan pertanian kami, sehingga petani masih tetap bisa bercocok tanam sepanjang tahun walaupun tidak menanam komiditas tanaman utama," tambahnya.
Ujang mengatakan pihaknya juga meminta bantuan pemerintah agar bisa menyerap hasil produk pertaniannya, karena selama ini petani menjualnya ke tengkulak. Diharapkan Perum Bulog bisa menyerap produksi hasil pertanian para petani di daerah yang dikenal pusat pertanian di Kota Sukabumi ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015