Cibinong, (Antara Megapolitan) - Direktur Utama PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Hadi Mulya Asmat menyatakan kebutuhan air masyarakat semakin meningkat, sedangkan kapasitas produksi sumber air bersih cenderung menurun di Kabupaten Bogor .

"Walaupun musim kemarau, PDAM terus meminimalisir tingkat kehilangan air dengan program pengendalian `Non Revenued Water` (NRW) serta membantu penyaluran air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Dirut PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Hadi Mulya Asmat di Cibinong, Rabu.

Ia mengatakan program NRW sebagai air yang dapat diukur dan diketahui besarnya. Namun tidak dapat direkeningkan atau tidak menjadi penghasilan tetapi dapat dipertanggungjawabkan.

"Ada dua penyebab terjadinya kehilangan air fisik dan non fisik," katanya.

Sedangkan penyebab utama kehilangan air PDAM yang disebabkan fisik karena pipa korosif, kualitas pipa rendah, usia pipa dan kedalaman pipa tidak sesuai standar serta meningkatnya pembangunan infrastruktur.

Ia mengatakan untuk kehilangan air non fisik karena sambungan liar, pemakaian air oleh masyarakat tidak melalui meter, pemakaian yang tidak tercatat dalam meter dan pemakaian air tidak tertagih yaitu pemakaian mobil tangki dan pemakaian kantor.

Selain itu kerugian karena kebocoran, kata dia, karena pencurian jaringan pipa, sistem pembaca meter masih manual dan tingginya pemakaian nol m3. Kebocoran juga terjadi karena masih banyak meter air yang terpendam atau berada di dalam rumah serta akurasi meter air yang sudah ngaco.

"Untuk menekan tingkat kehilangan air, PDAM sudah menggunakan cara efektif seperti pencarian dan perbaikan bocoran fisik aktif, penggantian meter pelanggan besar dan kecil, tera meter pelanggan dan pemasangan meter induk di instalasi," katanya.

Upaya lainnya yang dilakukan adalah dengan kalibrasi meter induk kerjasama dengan dinas meteorology serta `zoning system` dengan membentuk DMA. Pengecekan status putus atau putus ulang dilakukan. Bahkan, pekerjaan yang rutin dilakukan adalah penggantian pipa dinas yang korosif dan penggantian jaringan pipa.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Yuyud Wahyudin mengatakan neraca keuangan PDAM Tirta Kahuripan sudah sehat karena sudah mencapai 20 persen.Tetapi DPRD Kabupaten Bogor tetap meminta PDAM Tirta Kahuripan perluas dan memperbaiki jaringan instalasi air karena masyarakat sengat membutuhkan air bersih dari PDAM.

"Kami minta PDAM secara periodik terus menambah jumlah pelanggan, perluas jaringan dan memperbaiki pelayanannya," katanya.

Ia mengatakan untuk meningkatkan jumlah pelanggan PDAM harus bisa memanfaatkan peran serta swasta dalam melayani kebutuhan air masyarakat.

"Keterbatasan daya beli masyarakat, keterbatasan modal investasi insfratruktur PDAM, luas wilayah Kabupaten Bogor, daerah yang naik turun atau berbukit dan jumlah penduduk yang besar maka PDAM harus melibatkan pihak swasta dalam pelayanan kebutuhan air," katanya.

Selain terkendala jaringan instalasi air yang luas, PDAM Tirta Kahuripan juga berpotensi kehilangan pemasukan sebesar 50 hingga Rp60 miliar pertahun karena ada kebocoran pipa sehingga PDAM kehilangan debit airnya.

"DPRD mendukung PDAM untuk mengajukan perbaikan pipa PDAM yang rusak," katanya.

Ia meminta Pemerintah Kabupaten Bogor mengeluarkan anggaran perbaikan pipa agar pendapatan PDAM secara otomatis bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015