PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Bekasi, Jawa Barat berhasil meraih pendapatan hingga Rp1,3 triliun lebih berkat sejumlah program efisiensi di tengah masa pemulihan ekonomi imbas pandemi COVID-19.
"Ada peningkatan pendapatan berkat efisiensi program. Rp1,38 triliun berhasil kami bukukan pada kuartal pertama tahun ini," kata Manajer PLN UP3 Bekasi Ririn Rachmawardini di Bekasi, Selasa.
Dia mengatakan pencapaian ini berkat efisiensi di sisi teknis dan operasional serta inovasi-inovasi melalui program transformasi di tubuh PLN yang mulai dijalankan sejak April 2020 lalu.
Efisiensi tersebut, kata dia, membuat kinerja keuangan PLN meningkat secara signifikan di tengah masa pemulihan ekonomi sebagai imbas pandemi.
Baca juga: PLN Cikarang catat kenaikan penjualan listrik 6,61 persen
Ririn menyebut pendapatan Rp1,3 triliun itu dihasilkan dari total sebanyak 930.430 pelanggan dengan jumlah penjualan listrik unitnya yang mencapai 1,165 Giga Watt hour (GWh) atau Kilowatt-jam.
Menurut dia peningkatan keuntungan dari hasil pendapatan ini membuktikan keberhasilan program transformasi PLN pascapandemi.
"PLN dapat membukukan laba bersihnya meskipun sebagian besar bisnis tengah berhadapan dengan pandemi COVID-19 yang juga menyebabkan perekonomian nasional menurun," katanya.
Sementara Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan laba bersih tahun 2020 naik 38,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. PLN berhasil membukukan laba sebesar Rp5,9 triliun atau naik Rp1,6 triliun dibandingkan perolehan laba tahun 2019 yakni Rp4,3 triliun.
Baca juga: PLN Bekasi siaga pasokan listrik jelang Idul Fitri
Perolehan tersebut berdasarkan laporan keuangan tahun 2020 dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan (PwC Indonesia) dengan Opini Tanpa Modifikasian yang telah dirilis pada 24 Mei 2021.
Laba bersih PLN 2020 tersebut dapat bertambah sebesar Rp13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.
Zulkifli menyebut program transformasi terbukti mampu memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi hingga membukukan peningkatan laba bersih dari total pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun.
Baca juga: PLN promo tambah daya listrik selama Ramadhan
Meliputi pendapatan penjualan tenaga listrik Rp274,9 triliun termasuk subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp13,8 triliun yang membantu 33 juta pelanggan. Kemudian pendapatan subsidi sebesar Rp48 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan Listrik," kata Zulkifli.(KR-PRA).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Ada peningkatan pendapatan berkat efisiensi program. Rp1,38 triliun berhasil kami bukukan pada kuartal pertama tahun ini," kata Manajer PLN UP3 Bekasi Ririn Rachmawardini di Bekasi, Selasa.
Dia mengatakan pencapaian ini berkat efisiensi di sisi teknis dan operasional serta inovasi-inovasi melalui program transformasi di tubuh PLN yang mulai dijalankan sejak April 2020 lalu.
Efisiensi tersebut, kata dia, membuat kinerja keuangan PLN meningkat secara signifikan di tengah masa pemulihan ekonomi sebagai imbas pandemi.
Baca juga: PLN Cikarang catat kenaikan penjualan listrik 6,61 persen
Ririn menyebut pendapatan Rp1,3 triliun itu dihasilkan dari total sebanyak 930.430 pelanggan dengan jumlah penjualan listrik unitnya yang mencapai 1,165 Giga Watt hour (GWh) atau Kilowatt-jam.
Menurut dia peningkatan keuntungan dari hasil pendapatan ini membuktikan keberhasilan program transformasi PLN pascapandemi.
"PLN dapat membukukan laba bersihnya meskipun sebagian besar bisnis tengah berhadapan dengan pandemi COVID-19 yang juga menyebabkan perekonomian nasional menurun," katanya.
Sementara Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan laba bersih tahun 2020 naik 38,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. PLN berhasil membukukan laba sebesar Rp5,9 triliun atau naik Rp1,6 triliun dibandingkan perolehan laba tahun 2019 yakni Rp4,3 triliun.
Baca juga: PLN Bekasi siaga pasokan listrik jelang Idul Fitri
Perolehan tersebut berdasarkan laporan keuangan tahun 2020 dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan (PwC Indonesia) dengan Opini Tanpa Modifikasian yang telah dirilis pada 24 Mei 2021.
Laba bersih PLN 2020 tersebut dapat bertambah sebesar Rp13,6 triliun apabila tidak mempertimbangkan pencatatan unrealised loss selisih kurs sebesar Rp7,7 triliun serta tambahan pengakuan pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp5,9 triliun, jika pencatatannya dilakukan sama seperti tahun 2019 yang belum menerapkan PSAK 72.
Zulkifli menyebut program transformasi terbukti mampu memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi hingga membukukan peningkatan laba bersih dari total pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun.
Baca juga: PLN promo tambah daya listrik selama Ramadhan
Meliputi pendapatan penjualan tenaga listrik Rp274,9 triliun termasuk subsidi stimulus COVID-19 sebesar Rp13,8 triliun yang membantu 33 juta pelanggan. Kemudian pendapatan subsidi sebesar Rp48 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan.
"Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan. Korporasi beralih dari strategi supply driven ke demand driven, inovasi-inovasi menciptakan kebutuhan dari pelanggan baru dan eksisting, dan digitalisasi untuk menekan Biaya Pokok Penyediaan Listrik," kata Zulkifli.(KR-PRA).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021