Wali Kota Bogor Bima Arya mengajak semua pihak di Kota Bogor untuk bersama-sama mencegah dan mewaspadai penyebaran COVID-19 agar tidak kembali terjadi lonjakan kasus pada Bulan Ramadhan hingga libur Lebaran.

"Berdasarkan data COVID-19 di Kota Bogor, kita semua masih harus terus mewaspadai penyebaran COVID-19. Dalam satu bulan terakhir angka penyebaran COVID-19 telah menurun, tapi tetap harus dicegah dan diwaspadai karena bisa saja kembali terjadi lonjakan kasus COVID-19," kata Bima Arya, di Kota Bogor, Rabu.

Menurut Bima Arya, pada Januari hingga Februari 2021, kasus positif COVID-19 sangat tinggi. Pada Februari, kasus baru COVID-19 mencapai sekitar 180-an pasien per hari.

Baca juga: Tekan kasus COVID-19, Pemkot Bogor kembali siapkan opsi ganjil-genap

Namun, setelah adanya vaksinasi COVID-19, kasus positif COVID-19 secara perlahan-lahan menurun, bahkan pada awal April sudah sekitar 50-an pasien baru per hari.

Bima menjelaskan, pada Bulan Ramadhan ini, sejak pekan lalu ada kecenderungan peningkatan kasus baru COVID-19, sehingga harus dilakukan secara bersama-sama untuk mencegah dan mewaspadainya.

"Jangan sampai terjadi kembali lonjakan kasus COVID-19, seperti di India. Hal itu terjadi karena masyarakatnya telah mengabaikan protokol kesehatan. Karena itu, semua warga Kota Bogor harus mewaspadainya," katanya.

Bima Arya menegaskan, jangan sampai lonjakan kasus COVID-19, seperti di India, terjadi di Kota Bogor. "Semua warga Kota Bogor harus memiiki kesadaran yang sama, untuk bersama-sama terus menerapkan protokol kesehatan secara benar," katanya.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 Kota Bogor kembali meningkat dalam 3 hari terakhir

Pemerintah Kota Bogor bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor, kata dia, sepakat membentuk tim untuk meningkatkan pengawasan pergerakan masyarakat, baik pendatang ke Kota Bogor maupun warga untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Bima Arya pada saat menyerahkan bantuan hibah keagamaan di Masjid Al Qomar, di Kelurahan Kebon Kalapa, Kota Bogor, Selasa (27/4), juga mengingatkan warga Kota Bogor, khususnya Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), untuk mengawasi dan mendata warga pendatang atau warga yang pergi.

"Warga yang menjalankan ibdah Shalat Tarawih dan Shalat Id dibolehkan, tapi kapasitasnya dibatasi, hanya 50 persen dan menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 sembuh di Kota Bogor capai 95 persen

Bima Arya menambahkan, untuk Shalat Id di tingkat Kota bogor pada Lebaran Tahun 2021 ini ditiadakan untuk menghindari kerumunan warga dalam jumlah besar.

"Kalau diadakan Shalat Id tingkat Kota Bogor, seperti di Kebun Raya Bogor, akan terjadi kerumunan warga dalam jumlah besar, akan sulit dikendalikan," katanya.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021