Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat seiring perhatian investor saat ini yang tertuju pada pertemuan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), pada tengah pekan.
Pada pukul 10.02 WIB, rupiah menguat 40 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.485 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.525 per dolar AS.
"Dolar AS nampak kembali melemah di awal pagi hari Senin, melanjutkan sentimen di akhir sesi Jumat kemarin, seiring rendahnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Baca juga: Harga emas turun 4,2 dolar tertekan data ekonomi kuat dan hasil obligasi
Data indeks PMI sektor manufaktur dan jasa AS, serta laporan sektor perumahan AS yang dilaporkan di atas ekspektasi, sempat menopang dolar menguat tetapi gagal bertahan.
Fokus pasar kini tertuju pada kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve pada Kamis (29/4) mendatang.
Baca juga: Kurs Rupiah ditutup melemah tipis di tengah variasi mata uang regional
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya berada di posisi 90,71, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 90,86.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,573 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,567 persen.
Pada Jumat (23/4) lalu, rupiah ditutup melemah tipis 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.525 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.520 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
Pada pukul 10.02 WIB, rupiah menguat 40 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.485 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.525 per dolar AS.
"Dolar AS nampak kembali melemah di awal pagi hari Senin, melanjutkan sentimen di akhir sesi Jumat kemarin, seiring rendahnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Baca juga: Harga emas turun 4,2 dolar tertekan data ekonomi kuat dan hasil obligasi
Data indeks PMI sektor manufaktur dan jasa AS, serta laporan sektor perumahan AS yang dilaporkan di atas ekspektasi, sempat menopang dolar menguat tetapi gagal bertahan.
Fokus pasar kini tertuju pada kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve pada Kamis (29/4) mendatang.
Baca juga: Kurs Rupiah ditutup melemah tipis di tengah variasi mata uang regional
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya berada di posisi 90,71, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 90,86.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,573 persen, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,567 persen.
Pada Jumat (23/4) lalu, rupiah ditutup melemah tipis 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.525 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.520 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021