Jakarta (Antara Megapolitan) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengharapkan para pesepakbola di Indonesia harus berani melapor ke pemerintah apabila ditemukan masalah belum terbayarnya gaji.
Hal tersebut ia katakan setelah bertemu dengan pesepakbola asal Korea Selatan Shin Hyun Joon yang mendatangi Kantor Kemenpora untuk mengadu masalah gaji yang belum terbayarkan ketika bermain di Indonesia.
"Masalah ini akan saya bawa ke Tim Transisi dan masalah gaji ini harus kita dorong, harus diungkapkan, dan dipublikasikan oleh media karena menyangkut pemain yang menagih haknya," kata Imam di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu.
Menpora mengatakan sudah terlalu banyak kasus belum terbayarnya gaji seorang pemain sehingga pihaknya ingin operator kompetisi dan semua klub harus lolos verifikasi terlebih dahulu sebelum mengikuti kompetisi.
"Itu merupakan sebuah kewajiban (verifikasi) untuk operator atau klub sebagai lembaga profesional," kata mantan Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Pesepakbola Korea Selatan Shin Hyun Joon yang pernah bermain untuk klub-klub di Indonesia mendatangi Kantor Kemenpora untuk mengadu masalah gaji yang belum terbayarkan ketika bermain di Indonesia.
"Ada sekitar Rp750 juta yang belum dibayar oleh tiga klub saat saya main waktu itu pada 2012 sampai 2013 antara lain Deltras Sidoarjo, PSMS Medan, dan Perseman Manokwari," kata Shin saat melakukan konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu.
Saat bermain di Deltras Sidoarjo pada putaran pertama di musim 2012, Shin mengaku pihak Deltras masih menunggak gaji sebesar Rp100 juta.
Kemudian pada putaran kedua pada musim 2012 saat bermain di PSMS Medan, Shin belum menerima sisa kekurangan gajinya sebesar Rp150 juta.
Terakhir, ketika bermain di Perseman Manokwari selama satu musim pada 2013, Shin mengatakan pihak Perseman masih menanggung gaji sebesar Rp500 juta.
"Pada Maret 2013, saya sempat ke Kantor PSSI untuk menemui Pak Joko Driyono selaku CEO PT Liga Indonesia, namun gagal dan sampai sekarang belum ada tanggapan," kata Shin yang juga pernah bermain untuk PSM Makassar dan PSPS Pekanbaru itu.
Menurut pengakuan Shin, dirinya juga telah mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo terkait masalah gaji tersebut.
"Saya sudah kirim surat ke Presiden, hari ini ke Kemenpora. Setelah dari Kemenpora saya akan ke Mabes Polri untuk menemui Kapolri Badrodin Haiti," kata pemain yang berposisi sebagai gelandang serang itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
Hal tersebut ia katakan setelah bertemu dengan pesepakbola asal Korea Selatan Shin Hyun Joon yang mendatangi Kantor Kemenpora untuk mengadu masalah gaji yang belum terbayarkan ketika bermain di Indonesia.
"Masalah ini akan saya bawa ke Tim Transisi dan masalah gaji ini harus kita dorong, harus diungkapkan, dan dipublikasikan oleh media karena menyangkut pemain yang menagih haknya," kata Imam di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu.
Menpora mengatakan sudah terlalu banyak kasus belum terbayarnya gaji seorang pemain sehingga pihaknya ingin operator kompetisi dan semua klub harus lolos verifikasi terlebih dahulu sebelum mengikuti kompetisi.
"Itu merupakan sebuah kewajiban (verifikasi) untuk operator atau klub sebagai lembaga profesional," kata mantan Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Pesepakbola Korea Selatan Shin Hyun Joon yang pernah bermain untuk klub-klub di Indonesia mendatangi Kantor Kemenpora untuk mengadu masalah gaji yang belum terbayarkan ketika bermain di Indonesia.
"Ada sekitar Rp750 juta yang belum dibayar oleh tiga klub saat saya main waktu itu pada 2012 sampai 2013 antara lain Deltras Sidoarjo, PSMS Medan, dan Perseman Manokwari," kata Shin saat melakukan konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu.
Saat bermain di Deltras Sidoarjo pada putaran pertama di musim 2012, Shin mengaku pihak Deltras masih menunggak gaji sebesar Rp100 juta.
Kemudian pada putaran kedua pada musim 2012 saat bermain di PSMS Medan, Shin belum menerima sisa kekurangan gajinya sebesar Rp150 juta.
Terakhir, ketika bermain di Perseman Manokwari selama satu musim pada 2013, Shin mengatakan pihak Perseman masih menanggung gaji sebesar Rp500 juta.
"Pada Maret 2013, saya sempat ke Kantor PSSI untuk menemui Pak Joko Driyono selaku CEO PT Liga Indonesia, namun gagal dan sampai sekarang belum ada tanggapan," kata Shin yang juga pernah bermain untuk PSM Makassar dan PSPS Pekanbaru itu.
Menurut pengakuan Shin, dirinya juga telah mengirimkan surat ke Presiden Joko Widodo terkait masalah gaji tersebut.
"Saya sudah kirim surat ke Presiden, hari ini ke Kemenpora. Setelah dari Kemenpora saya akan ke Mabes Polri untuk menemui Kapolri Badrodin Haiti," kata pemain yang berposisi sebagai gelandang serang itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015