Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagrin) Kota Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan pekan pertama atau pada hari keempat Ramadhan harga bahan pokok relatif stabil.

"Dari hasil pemantauan harga bahan pokok secara langsung di pasar tradisional pada Jumat, (16/4) ini tidak ada pergerakan harga, baik kenaikan maupun penurunan," kata Kasi Pengawasan Barang Diskopdagrin Kota Sukabumi, Mohamad Rifki di Sukabumi, Jumat.

Fluktuasi khususnya kenaikan harga biasanya terjadi sebelum atau menjelang Ramadhan, sama seperti di Kota Sukabumi beberapa hari sebelum bulan suci umat Islam sejumlah harga bapokting meningkat seperti pada komoditas cabai, daging ayam broiler, daging sapi, bawang putih dan kentang.

Baca juga: Harga cabai di pasar tradisional Kota Sukabumi berangsur turun

Namun, di hari kedua Ramadhan komoditas bapokting yang awalnya naik kembali turun antara lain cabai merah besar lokal dari Rp60 ribu menjadi Rp48 ribu/kg, cabai rawit merah turun dari Rp85 ribu menjadi Rp80 ribu/kg,.

Kemudian cabai rawit hijau turun dari Rp45 ribu mnenjadi Rp44 ribu/kg dan kentang yang awalnya Rp16 ribu saat ini turun Rp1.000/kg atau menjadi Rp15 ribu setiap kilogramnya. Bahkan, untuk beras sudah cukup lama harganya stabil tidak ada kenaikan maupun penurunan.

Hingga saat ini masih ada beberapa komoditas yang harganya bisa dikatakan tinggi atau di atas harga normal pada umumnya seperti telur ayam negeri Rp26 ribu/kg yang biasanya dijual antara Rp20 ribu hingga Rp23 ribu.

Baca juga: Harga gula pasir di pasar tradisional Sukabumi masih tinggi

Selanjutnya, daging ayam broiler harganya masih Rp42 ribu/kg yang harga normalnya antara Rp30 ribu hingga Rp35 ribu setiap kilogramnya, daging sapi yang biasanya dijual Rp120 ribu/kg saat ini masih bertahan di Rp130 ribu/kg dan sejumlah komoditas lainnya.

"Menjelang Ramadhan biasanya harga sejumlah bapokting naik, karena dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dari warga atau konsumen, tetapi bercermin pada Ramadhan di beberapa tahun terakhir, harga bahan pokok kembali turun biasanya terjadi di pada hari ketiga bulan suci dan kembali ada kenaikan beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri (lebaran) karena permintaan meningkat," tambahnya.

Di sisi lain,  untuk persediaan dan pasongan bahan pangan dan barang penting lainnya mencukupi serta lancar. Selain itu, naiknya harga sejumlah komoditas tidak hanya dipengaruhi oleh permintaan, tetapi juga cuaca seperti pada komoditas cabai.

Baca juga: Harga kebutuhan masyarakat di Sukabumi berangsur turun

Informasi yang diterimanya, naiknya harga cabai sudah terjadi sejak awal 2021 karena curah hujan yang tinggi, sehingga pasokan dari daerah penghasil berkurang dan banyak petani yang melakukan panen dini untuk antisipasi cabai yang ditanamnya busuk.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dengan masih tingginya harga sejumlah bapokting, karena kenaikan harganya masih dalam batas ambang kewajaran dan tidak melakukan aksi borong karena bisa memicu melonjaknya harga.

"Kami pun mengimbau agar saat bepergian untuk berbelanja baik di pasar tradisional maupun modern, warga (pedagang dan konsumen) harus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan selalu membersihkan tangan baik dengan cara mencucinya dengan sabun atau menggunakan handsanitizer setelah bertransaksi untuk antisipasi terjadinya penyebaran COVID-19," imbaunya.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021