Ketua Umum Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menyebutkan bahwa sifat intoleran merupakan hal yang bertentangan dengan Islam.

"Mengutuk segala bentuk kekerasan. Intoleransi saja itu bertentangan dengan Islam," ungkapnya usai menghadiri pengukuhan pengurus PCNU Kabupaten Bogor di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa, saat dimintai pendapatnya mengenai rentetan aksi teror di Indonesia belakangan ini.

Ia menyebutkan bahwa, umat Islam bahkan tidak dibolehkan untuk memaksa umat lain untuk memeluk agama Islam.

"Hasyim AL Khazraj punya anak, ga mau masuk Islam. Marah ayahnya, mau dibunuh mengancam anaknya. Turun ayat La Iqra Fiddin, tidak boleh memaksa masuk Islam. Itu sejarah. Tidak boleh ada paksaan intimidasi," tutur KH Said Aqil.

Baca juga: PBNU: Masyarakat Indonesia tak perlu takut divaksin

Senada, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bogor Saepudin Muhtar alias Gus Udin menyebutkan bahwa rentetan aksi teror yang dianggap melibatkan suatu agama, justru merupakan perilaku yang dimusuhi oleh semua agama.

"Aksi yang dilaksanakan dan terjadi akhir-akhir ini kejahatan kemanusiaan yang merupakan musuh semua agama, kejahatannya tidak dibenarkan agama apapun," terangnya.

Baca juga: Luhut hibahkan 10 hektare tanah di kawasan Jonggol kepada PBNU

Ketua Bidang Pendidikan MUI Kabupaten Bogor itu berharap ada benteng yang kokoh pada setiap diri warga, agar tidak terkontaminasi paham radikal yang mengatasnamakan agama.

Baca juga: KH Miftachul Akhyar jadi ketua umum MUI periode 2020-2025

"Masyarakat Kabupaten Bogor dengan kultur religius diharapkan bisa membentengi diri dari badai tsunami pemikiran-pemikiran (radikal) itu," kata Gus Udin.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021