Jakarta,  (Antara Megapolitan) - Direktur Penelitian Pusat Kajian Trisakti (Pusaka Trisakti) Juliaman Napitu Saragih menyambut positif pencalonan KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo, untuk menggantikan Jenderal TNI Moeldoko yang akan pensiun Agustus 2015.

"Saya pikir pengajuan Gatot oleh Jokowi sudah tepat. Beliau profesional dan tidak punya beban psikologis dengan parpol pendukung dan Jokowi sejak awal kariernya. Jasa Jokowi-JK tidak terlalu berperan dalam perkembangan karier Gatot," kata Juliaman Saragih di sela-sela acara Asosiasi UKM Indonesia di Kementrian Koperasi di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan sejak menyandang bintang 3 dan 4 hingga menjabat KSAD, Gatot dibesarkan di era presiden sebelumnya. Ini krusial agar komitmen terhadap NKRI dan Trisakti lebih murni dan tidak campur aduk dengan kepentingan politik sesaat.

"Jokowi bijak soal ini. Pasti penunjukkan di luar kelaziman ini sudah dihitung untung-ruginya oleh Jokowi," katanya.

Menurut dia, strategi antisipasi kondisi ekonomi memburuk, jika nilai tukar rupiah teradap dolar Amerika Serikat mencapai Rp15.000 dan sosial politik parpol yang saling berebut tidak tuntas, juga pilkada serentak di ratusan kabupaten yang berpotensi menimbulkan konflik massa, tidak bisa ditangani Polri sendirian.

Ia mengingatkan bahwa peran TNI adalah melindungi kepentingan bangsa dan negara seutuhnya di atas kepentingan golongan.

"Munculnya Gatot sebagai Panglima TNI bisa dijadikan harapan rakyat nantinya untuk melindungi negara. Kita tidak pernah tahu nasib orang," ujarnya.

Dikatakannya, kekuasaan hakekatnya datang karena tiga unsur yaitu kerja tangan, campur tangan dan garis tangan.

Untuk itu, katanya, jika keadaan memaksa, demi selamatkan agenda Trisakti maka TNI ke depan diharapkan harus mampu bersikap tanpa beban sejarah melindungi roda pemerintahan dan NKRI.

"Loyalitas terhadap rakyat dan negara yang harus dilindungi dengan jiwa saptamarga," demikian Juliaman. 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015