Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Depok Jawa Barat mengajak masyarakat melakukan budidaya cabai, untuk mengantisipasi harga cabai yang terus mengalami peningkatan selama beberapa bulan terakhir.

Kepala DKPPP Kota Depok, Diah Sadiah dalam keterangannya, Selasa mengatakan dengan melakukan budidaya tanaman cabai dapat memenuhi kebutuhan secara pribadi, sehingga masyarakat tidak terpengaruh terhadap harga cabai di pasaran.

"Bahkan jika dilakukan semua RW, bisa berkontribusi bagi penurunan harga cabai di Kota Depok karena persediaannya banyak. Dengan implementasi di masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.

Baca juga: Wow, harga cabai rawit lebih mahal dari daging sapi di pasar tradisional Jember
Baca juga: Wow, harga cabai di Kulon Progo meningkat hingga 100 persen

Diah menjelaskan, untuk penyediaan pangan yang murah dan berkualitas, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan). Termasuk, mengoptimalkan Pasar Mitra Tani atau Toko Tani Indonesia Center Kota Depok.

"Dari kerja sama tersebut bisa mendapat kuota hasil panen dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) binaan Kementan, dengan harga terjangkau di masyarakat sehingga diharapkan membawa dampak sugesti positif bagi toko atau pedagang sekitarnya menjual dengan harga yang terjangkau," jelasnya.

Dikatakannya pihaknya akan edukasi  masyarakat bertema 'Menanam Cinta di pekarangan dengan Memanfaatkan Limbah Rumah Tangga' dalam waktu dekat. Edukasi yang diberikan berupa Pengenalan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), cara praktis budidaya tanaman di pekarangan, pembuatan pupuk organik sederhana, pengendalian organik sederhana, pengendalian organisme pengganggu, dan pemanfaatan barang bekas rumah tangga.

Baca juga: Pupuk Kujang kembangkan "closed loop" petani cabai di Garut untuk jaga ketahanan pangan

Dia menambahkan, edukasinya di awal melalui zoom meeting per kelurahan dan akan dilaksanakan sebanyak 63 kali sesuai dengan jumlah kelurahan di Kota Depok. Pesertanya RW-RW Kampung Siaga Tangguh Jaya (KSTJ).

"Selanjutnya dilakukan pendampingan langsung di lapangan, disesuaikan dengan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) di masyarakat dan kemampuan penyuluh yang kita punya," jelasnya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021