Karawang, (Antara Megapolitan) - Pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional menyatakan peredaran pupuk palsu di berbagai daerah sudah cukup mengkhawatirkan, karena bisa berdampak terhadap produktivitas dan merugikan para petani.

"Petani jelas sangat dirugikan dengan maraknya pupuk palsu. Jadi kita mendukung tindakan aparat hukum yang memproses pelaku pembuatan pupuk palsu," kata Ketua KTNA Nasional Winarno Tohir, di Karawang, Minggu.

Winarno menjelaskan, di antara dampak maraknya peredaran pupuk palsu itu ialah mengganggu produktivitas padi.

Hal itu juga akan berefek terhadap program ketahanan pangan yang kini sedang digencarkan pemerintah.

Sejak beberapa pekan terakhir, kata dia, aparat kepolisian di berbagai daerah telah mengungkap kasus seputar pupuk palsu, dan menyita puluhan hingga ratusan ton pupuk palsu itu.

Kondisi tersebut menandakan kalau sudah cukup banyak pupuk palsu yang telah diproduksi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dsan beredar. Padahal itu merugikan petani dan berdampak terhadap produktivitas padi.

Karena itu ia menyarankan agar para petani lebih teliti untuk mendapatkan pupuk.

Lebih bagus, pupuk dibeli di tempat-tempat penjualan yang resmi agar bebas dari penggunaan pupuk palsu.

"Selain mewaspadai peredaran pupuk palsu, petani juga perlu mewaspadai peredaran pupuk oplosan," kata dia lagi.

Winarno mengatakan pula bahwa terungkapnya kasus pupuk palsu oleh aparat kepolisian di berbagai daerah perlu diperhatikan.

Hal tersebut antara lain bisa dilakukan dengan meningkatkan pengawasan peredaran pupuk di lapangan.

"Bagi petani yang meragukan keaslian pupuk, bisa bertanya ke petugas penyuluh lapangan. Jika pupuk itu ternyata palsu, bisa segera melapor ke aparat penegak hukum," katanya.

Ia menilai, terungkapnya kasus pupuk palsu oleh aparat kepolisian tidak hanya terjadi di wilayah Jawa, karena di berbagai daerah luar Jawa juga sudah terungkap kasus tersebut.

Karena itu ia mengharapkan agar petani dan berbagai pihak bisa bekerja sama "memerangi" peredaran pupuk palsu.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015