Bogor, (Antara Megapolitan) - Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta menjadi korban pencurian dengan total kerugian senilai Rp5 juta di Masjid Attaqwa komplek Balai Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.

Peristiwa tersebut terjadi saat Novera S (21) tengah melaksanakan Shalat Dzuhur berjamaah. Tas ransel yang dibawanya berisi laptop, smart phone, dan dompet berisi 1,3 juta raib dari tempatnya.

"Tasnya saya letak di samping dua shaf dari saya. Selesai shalat, tas saya sudah hilang," kata Novera.

Novera lalu melaporkan kejadian kepada petugas Satpol PP yang ditemuinya di lokasi Masjid. Lalu oleh petugas ia diarahkan untuk menemui Ketua DKM Masjid Attaqwa.

Dibantu Ketua DKM, H Arief mencoba menghubungi nomor telepon Novera untuk melancak keberadaannya. Namun telepon yang dituju sudah tidak aktif lagi.

Novera juga mencoba mencari keberadaan tas miliknya dan ditemukan berada di kamar mandi masjid dengan kondisi telah dibongkar dan acak-acakkan.

"Tasnya ditemukan di kamar mandi, isinya sudah tidak ada. Yang diambil laptop, handphone, dompet, kabel data dan carger laptop sekaligus carger smartphone," katanya.

Petugas tidak dapat berbuat banyak untuk membantu Novera. Petugas membantu memberikan uang Rp100 ribu untuk ongkos pulang ke Depok dan mengantarnya untuk mengurus surat kehilangan ke kantor polisi serta bank untuk urusan pemblokiran nomor rekening.

Novera datang ke Kota Bogor untuk tujuan mengurus data skripsi di rumah salah satu dosennya. Ia singgah di masjid untuk shalat sebelum pulang ke Depok dengan menggunakan kereta api.

"Saya juga belum sempat membackup data skripsi saya," ujar Novia.

Peristiwa pencurian tersebut bukan yang pertama. Kejadian serupa juga terjadi Sabtu (30/5) kemarin. Salah seorang anggota komunitas yang sedang shalat kehilangan tas berisi laptop dan kamera.

Jamaah laki-laki itu meninggalkan tasnya di shaf belakang saat ini shalat mengisi shaf di depan.

Ketua DKM Masjid Attaqwa Balai Kota, H Arief mengakui hal tersebut. Persitiwa pencurianpun sudah sering terjadi.

"Ini bukan sekali atau dua kali, kalau boleh dibilang sering terjadi," katanya.

Menurut Arief, upaya pengamanan sudah dilakukan dengan menyediakan tempat penitipan barang dan sepatu/sandal yang dijaga oleh marbot masjid.

Masjid Attaqwa Balai Kota juga dilengkapi dua kamera CCTV yang ruang kontrolnya berada di Kantor Diskominfo Kota Bogor.

"CCTV aktif hanya saja layar monitornya ada di Diskominfo. Kami belum memiliki akses untuk memantau CCTV," katanya.

Arief mengatakan, pihaknya juga sudah mengeluarkan imbauan kepada para jamaah untuk menjaga barang bawaannya. Pesan itu disampaikan melalui monitor televisi yang ada di depan masjid.

Menurutnya, sulit menangkap pelaku pencurian. Karena peristiwa baru dilaporkan setelah pencuri berhasil membawa barang curiannya.

"Kalau kedapatan pasti kita tindak. Tapi selama ini sulit dilacak. Apalagi kita tidak bisa mengawasi satu persatu jamaah yang datang ke masjid," katanya.

Masjid Attaqwa berada di Komplek Balai Kota Bogor, bersebelahan dengan ruang kerja wali kota dan pos penjaga Satpol PP.

Kejadian pencurian di Masjid Attaqwa Balai Kota Bogor menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat yang shalat di masjid itu.

Kismi (33) warga Kedung Halang khawatir dengan seringnya kejadian pencurian di Masjid Attaqwa Balai Kota Bogor. Ia pun menjadi was-was untuk shalat disana.

"Jadi khawatir aja, memang kejahatan bisa terjadi dimana saja. Tapi ini masjid di Balai Kota yang dijaga Satpol PP setiap hari dekat kantor Wali Kota juga tidak aman," katanya.

Situasi di Masjdi Attaqwa saat itu memang cukup ramai dengan pengunjung Istana Open yang melaksanakan shalat bercampur dengan jamaah lainnya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015