Perusahaan teknologi transportasi PT Delameta Bilano mendukung rencana Bank Indonesia (BI) untuk menerbitkan rupiah digital, yang diyakini dapat memacu bisnis sistem pembayaran multiekosistem transportasi dan gerbang pembayaran (payment gateway).
"Bisnis pembayaran dan payment gateway akan jauh lebih berkembang dengan rupiah digital, karena pembayaran didorong secara digital,” ujar Direktur Utama Delameta, Bayu Wicaksono, dalam siaran pers, Selasa.
Menurut dia, pesatnya transaksi elektronik dan uang digital akan berbanding lurus dengan pertumbuhan bisnis payment gateway, di mana Delameta telah mengembangkan peralatan dan sistem transformasinya.
Baca juga: Kurs Rupiah masih melemah dipicu stimulus dan data ekonomi AS
Saat ini, dia menambahkan, Delameta mengantongi izin payment gateway BI sekaligus sertifikat ISO 27001 atau standar internasional penerapan sistem manajemen keamanan informasi dari CBQA Global, yang menjadi indikator suatu perusahaan memiliki standar keamanan digital mumpuni sehingga layak menangani pembayaran digital.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral akan menerbitkan mata uang digital. "Kami rumuskan Central Bank Digital Currency yang BI akan terbitkan dan edarkan dengan bank-bank dan fintech secara wholesale dan ritel,” kata dia.
Delameta telah menggarap sistem pembayaran digital transportasi jalan tol, pelabuhan, Trans Jakarta, dan parkir. Sistem pembayaran Delameta terdapat di 21 ruas tol, antara lain Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Bogor Outer Ring Road, Palimanan-Kanci, Depok-Antasari dan 17 ruas tol lain, termasuk ruas tol Balikpapan-Samarinda untuk ibu kota baru dan ruas tol Pekanbaru-Dumai yang diresmikan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Harga emas tergelincir 5,8 dolar terseret penguatan "greenback" dan saham
Perusahaan itu juga memproduksi perangkat sistem pembayaran tol, seperti automatic vehicle classification (AVC), loop vehicle sensor, collecting terminal machine, infra merah, palang atau lane barrier system, electronic toll collection (ETC), CCTV, variable message sign (VMS), hingga license plate recognition.
Peralatan itu diproduksi di Pulogadung, Jakarta dengan kapasitas 400 unit full set system per tahun dengan kandungan lokal peralatan tol di atas 60 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Bisnis pembayaran dan payment gateway akan jauh lebih berkembang dengan rupiah digital, karena pembayaran didorong secara digital,” ujar Direktur Utama Delameta, Bayu Wicaksono, dalam siaran pers, Selasa.
Menurut dia, pesatnya transaksi elektronik dan uang digital akan berbanding lurus dengan pertumbuhan bisnis payment gateway, di mana Delameta telah mengembangkan peralatan dan sistem transformasinya.
Baca juga: Kurs Rupiah masih melemah dipicu stimulus dan data ekonomi AS
Saat ini, dia menambahkan, Delameta mengantongi izin payment gateway BI sekaligus sertifikat ISO 27001 atau standar internasional penerapan sistem manajemen keamanan informasi dari CBQA Global, yang menjadi indikator suatu perusahaan memiliki standar keamanan digital mumpuni sehingga layak menangani pembayaran digital.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, bank sentral akan menerbitkan mata uang digital. "Kami rumuskan Central Bank Digital Currency yang BI akan terbitkan dan edarkan dengan bank-bank dan fintech secara wholesale dan ritel,” kata dia.
Delameta telah menggarap sistem pembayaran digital transportasi jalan tol, pelabuhan, Trans Jakarta, dan parkir. Sistem pembayaran Delameta terdapat di 21 ruas tol, antara lain Jagorawi, Jakarta-Tangerang, Bogor Outer Ring Road, Palimanan-Kanci, Depok-Antasari dan 17 ruas tol lain, termasuk ruas tol Balikpapan-Samarinda untuk ibu kota baru dan ruas tol Pekanbaru-Dumai yang diresmikan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Harga emas tergelincir 5,8 dolar terseret penguatan "greenback" dan saham
Perusahaan itu juga memproduksi perangkat sistem pembayaran tol, seperti automatic vehicle classification (AVC), loop vehicle sensor, collecting terminal machine, infra merah, palang atau lane barrier system, electronic toll collection (ETC), CCTV, variable message sign (VMS), hingga license plate recognition.
Peralatan itu diproduksi di Pulogadung, Jakarta dengan kapasitas 400 unit full set system per tahun dengan kandungan lokal peralatan tol di atas 60 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021