Sekitar 1.000 sukarelawan Olimpiade telah mengundurkan diri selama satu bulan terakhir menyusul pernyataan kontroversial mantan Presiden Komite Penyelenggara Yoshiro Mori yang berujung pada pengunduran dirinya dari jabatan tersebut.

Relawan yang bertugas, mulai dari pembimbing, penerjemah, hingga pengantar pengunjung ramai-ramai mengundurkan diri. Penurunan jumlah relawan bisa menjadi kendala anyar pada pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020, demikian laporan Reuters, Kamis.

Kendati begitu, penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mengatakan tidak semua relawan yang mengundurkan diri baru-baru ini karena terpengaruh komentar Mori. Jajak pendapat menunjukkan sukarelawan berulang kali mengungkapkan keprihatinannya tentang virus corona.

Baca juga: Ketua Olimpiade Tokyo ingin mundur usai melontarkan komentar sensitif

Jumlah total relawan yang direkrut pada Tokyo 2020 mencapai 80.000 orang dan penyelenggara menjamin pelaksanaan Olimpiade tidak akan terpengaruh, karena jumlah relawan yang berhenti hanya sekitar satu persen dari total keseluruhan relawan yang sudah terdaftar.

Sebanyak 30.000 sukarelawan lainnya telah direkrut secara terpisah oleh Pemerintah Metropolitan Tokyo. Namun mereka belum bisa dimintai komentarnya terkait jumlah relawan yang telah mundur.

Baca juga: Jika Jepang mundur, Florida tawarkan diri gantikan Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade

Selain itu, penundaan Olimpiade juga mempengaruhi jumlah relawan tertentu. Sebelumnya, mereka berada dalam posisi siap membantu pada tahun lalu, namun tidak bisa menyalurkan tenaganya pada pelaksanaan tahun ini.

Baca juga: Atletik Dunia optimistis Olimpiade Tokyo digelar sesuai jadwal

Alasannya beragam, mulai dari perubahan jadwal pekerjaan tetap mereka, perubahan gaya hidup, hingga urusan keluarga seperti merawat anak kecil.

Olimpiade tahun ini akan berlangsung dari 23 Juli hingga 8 Agustus. 

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021