Sukabumi, 7/4 (ANTARA) - Badan Search and Rescue Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mencatat sampai awal April 2012 sembilan nelayan Palabuhanratu hilang saat mencari ikan di laut.
"Nelayan yang hilang itu akibat kapal mereka dihantam gelombang tinggi, seluruhnya merupakan anak buah kapal rumpon," kata Ketua Basarda Kabupaten Sukabumi Okih Fajri Assidiqie kepada wartawan di Sukabumi, Sabtu.
Dari data pihaknya, dari sembilan nelayan tersebut empat nelayan merupakan ABK Mentari Laut yang dikapteni oleh Ambo, yang hilang sejak awal tahun ini.
Sedangkan lima lainnya adalah ABK Sumber Kita 9 yang hilang sejak 9 Maret yang dinakhodai oleh Sudin.
"Untuk ABK Mentari Laut mereka hilang di 126 mil laut atau berada di perbatasan Laut Ciracap dengan Laut Pulau Chrismast, Australia. Namun, untuk lima ABK ini tidak terpantau saat hilang," tambahnya.
Selain sembilan ABK yang hilang tersebut ada satu nelayan asal Cirebon yang tengah mencari ikan dengan kapal rumpon tewas di Laut Ujung Genteng yakni Waslan (34 tahun) yang jasadnya sudah ditemukan pada 19 Maret lalu, dan dua ABK lainnya berhasil diselamatkan.
Menurut Okih, tinggi gelombang laut cukup tinggi saat ini, dari tiga kasus kecelakaan laut yang terjadi seluruhnya menggunakan kapal rumpon yang melakukan pencariannya di lepas pantai mendekati Samudera Hindia.
"Kami pun untuk melakukan pencarian dan evakuasi sangat kesulitan, karena pencarian di lepas laut apalagi berbatasan dengan Samudera Hindia gelombangnya cukup tinggi dan kami tidak memiliki kapal yang cukup besar," kata Okih.
Ditambahkannya, Walaupun sembilan nelayan tersebut sudah dinyatakan hilang, tetapi pihaknya masih tetap melakukan pemantauan, khawatir mereka tersebut tersesat di suatu daerah atau masih terombang-ambing di tengah laut karena kehabisan bahan bakar.
"Meski kecil kemungkinan mereka selama kami tetap memantau dan berkoordinasi dengan para nelayan jika melihat kapal yang hilang tersebut agar segera melapor kepada kami," tambahnya.
Aditya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Nelayan yang hilang itu akibat kapal mereka dihantam gelombang tinggi, seluruhnya merupakan anak buah kapal rumpon," kata Ketua Basarda Kabupaten Sukabumi Okih Fajri Assidiqie kepada wartawan di Sukabumi, Sabtu.
Dari data pihaknya, dari sembilan nelayan tersebut empat nelayan merupakan ABK Mentari Laut yang dikapteni oleh Ambo, yang hilang sejak awal tahun ini.
Sedangkan lima lainnya adalah ABK Sumber Kita 9 yang hilang sejak 9 Maret yang dinakhodai oleh Sudin.
"Untuk ABK Mentari Laut mereka hilang di 126 mil laut atau berada di perbatasan Laut Ciracap dengan Laut Pulau Chrismast, Australia. Namun, untuk lima ABK ini tidak terpantau saat hilang," tambahnya.
Selain sembilan ABK yang hilang tersebut ada satu nelayan asal Cirebon yang tengah mencari ikan dengan kapal rumpon tewas di Laut Ujung Genteng yakni Waslan (34 tahun) yang jasadnya sudah ditemukan pada 19 Maret lalu, dan dua ABK lainnya berhasil diselamatkan.
Menurut Okih, tinggi gelombang laut cukup tinggi saat ini, dari tiga kasus kecelakaan laut yang terjadi seluruhnya menggunakan kapal rumpon yang melakukan pencariannya di lepas pantai mendekati Samudera Hindia.
"Kami pun untuk melakukan pencarian dan evakuasi sangat kesulitan, karena pencarian di lepas laut apalagi berbatasan dengan Samudera Hindia gelombangnya cukup tinggi dan kami tidak memiliki kapal yang cukup besar," kata Okih.
Ditambahkannya, Walaupun sembilan nelayan tersebut sudah dinyatakan hilang, tetapi pihaknya masih tetap melakukan pemantauan, khawatir mereka tersebut tersesat di suatu daerah atau masih terombang-ambing di tengah laut karena kehabisan bahan bakar.
"Meski kecil kemungkinan mereka selama kami tetap memantau dan berkoordinasi dengan para nelayan jika melihat kapal yang hilang tersebut agar segera melapor kepada kami," tambahnya.
Aditya
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012