Jakarta (Antara Megapolitan) - Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia siap menjadi jembatan yang menghubungkan Asia dan Afrika dalam kerangka kerja sama politik, ekonomi dan budaya sebagai sebuah kerangka kerja sama baru negara-negara di kawasan tersebut menghadapi tantangan saat ini.

"Indonesia akan bekerja menjadi jembatan maritim yang menghubungkan kedua benua," kata Presiden saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika di Jakarta, Rabu.

Dengan konsep poros maritim yang saat ini menjadi salah satu fokus pemerintahannya, Presiden berkeyakinan hal itu juga dapat memberikan manfaat bagi pola hubungan kerja sama negara-negara Asia Afrika.

"Indonesia siap bekerja sama dengan semua pihak untuk mewujudkan cita-cita itu hari ini dan besok kita berkumpul di Jakarta untuk menjawab tantangan. Hari ini dan besok dunia menanti langkah kita dengan membawa bangsa Asia Afrika berdiri sejajar (dengan bangsa lain-red)," kata Presiden.

Presiden mengatakan ada tiga hal yang menjadi perhatian untuk mengembangkan kerja sama Asia Afrika saat ini.

"Kita bisa melakukan semua itu dengan mengacu tiga cita-cita yaitu kesejahteraan, mempererat kerja sama untuk menghapuskan kemiskinan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan lapangan kerja," kata Kepala Negara.

Hal lainnya, kata Presiden, yaitu mengembangkan solidaritas dengan membangun kerja sama ekonomi dan juga membantu pembangunan infrastruktur. Dalam posisi inilah, kata Presiden, Indonesia siap menjadi jembatan kawasan Asia dan Afrika.

"Ketiga, stabilitas internal dan eksternal kita harus kerja sama atasi radikalisme seperti ISIS, kita juga harus memerangi penyalahgunaan narkotika serta mendorong penyelesaian pertikaian secara damai," kata Presiden.

Indonesia juga, kata Presiden, memprakarsai pertemuan negara-negara Islam dan juga memastikan menjaga stabilitas internal masing-masing negara sehingga memberikan kontribusi positif pada stabilitas kawasan dan global secara umum.

Presiden Joko Widodo Rabu pagi menyambut kedatangan para Kepala Negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta Convention Hall.

Para kepala negara yang datang secara bergelombang sejak pukul 08.30 WIB disambut oleh Presiden Joko Widodo yang menunggu di lokasi kedatangan untuk kemudian menuju ruang sidang bersama-sama.

Tampak hadir dan disambut oleh Presiden antara lain Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Palestina Rami Al Hamdallah, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Raja Jordania Abdullah II, Presiden Iran Hassan Rouhani dan PM Thailand Jenderal Prayut Chan o cha.

Sebelumnya dalam wawancara khusus Antara dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Senin (20/4), Presiden memiliki pandangan bahwa melalui perhelatan yang berlangsung 10 tahun sekali ini, maka jangan hanya sekadar melakukan sesuatu yang bersifat seremonial, namun juga harus memberikan arti.

Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika yang berlangsung pertengahan April 2015 diharapkan tidak hanya sekadar menjadi memorabilia peristiwa yang terjadi di Bandung 1955 lalu, namun juga diharapkan bisa kembali menyuarakan kepentingan negara-negara di kawasan Asia Afrika terhadap arsitektur politik internasional yang lebih baik.

Pewarta: Panca Hari Prabowo

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015