Fakultas Teknik Universitas Pancasila (FTUP) Jakarta melakukan Kegiatan Pengabdian Masyarakat (PkM) mendukung program Citarum Harum dengan memanfaatkan sampah plastik menggunakan metode ecobrick dan alat pencetak paving block.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan di Desa Tangguljaya, Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, diwakili oleh beberapa dosen dari Universitas Pancasila yaitu dari jurusan Teknik Sipil diwakili oleh Dwi Ariyani, ST. MT dan Resti Nur Arini, ST.MT. Sedangkan dari jurusan teknik Mesin diwakili oleh Ir Hasan Hariri, dan Erlanda Augupta, S.TP, MSi.
"Kegiatan ini untuk mendukung program dari Presiden Jokowi yaitu program Citarum Harum, dan universitas Pancasila merupakan perguruan tinggi swasta yang ikut berperan dalam mensukseskan program tersebut, yang berada pada wilayah sektor 19," kata Dosen Teknik Sipil UP, Dwi Ariyani di Jakarta, Kamis.
Kegiatan ini dimulai dari tahap desain dan persiapan alat yang akan diberikan kepada komunitas ecovillage, alat terdiri dari alat pencacah plastik dan alat pencetak paving block, alat pencacah platik berupa alat crusher untuk menghancurkan jenis plastik seperti plastik minuman gelas, botol, dan plastik bentuk lain. Setelah dihancurkan plastik tersebut di campurkan dengan semen, dan pasir, untuk dicetak menjadi paving block.
Kegiatan pertama dilaksanakan dengan bekerjasama dengan LL Dikti wilayah III yang diikuti oleh beberapa universitas swasta, salah satunya universitas Pancasila, pada bulan Desember tahun 2019 yang lalu.
Kegiatan Sosialisasi awal pada Bulan Desember 2019 Dari kegiatan pertama ini diketahui bahwa komunitas ecovillage mempunyai peran penting di kelurahan tanjung mekar di dalam mendaur ulang sampah, akan tetapi dari masukan beberapa pengurus komunitas ecovillage dalam mendaur ulang sampah mereka terkendala SDM dan sosialisasi untuk sampah yang tidak bisa di daur ulang.
Selain itu di kelurahan tanjung mekar pada tahun 2019 belum ada Tempat Pembuang Akhir sampah (TPS) yang memadai, sehingga dari universitas Pancasila melakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh komunitas Ecovilage di Kelurahan tanjung mekar tersebut dengan memberikan bantuan alat dan sosialisasi cara pendaur ulangan sampah plastic yang tidak bisa di daur ulang menjadi barang atau bahan yang bermanfaat.
Seperti untuk paving block. Sosialisasi kedua dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2020, Pembukaan acara dilakukan oleh Ahmad Ridwan yang merupakan Lurah Tanjung mekar, dan dihadiri oleh Pak RT Dedi Junaidi, dan RW Desa Tangguljaya, komunitas Ecovilage yang diketuai oleh Kurniadi, hadir pula Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat pada saat acara penyerahan alat dan pelatihan website.
Diharapkan setelah diadakannya sosialisasi tentang ecobrick di kelurahan Tanjung Mekar, masyarakat bisa melakukan pembuatan ecobrick dengan diadakannya workshop, yang diharapakan pembuatan ecobrick bisa membantu mengurangi sampah plastik yang susah terurai.
Studi Kasus Sektor 19 Kabupaten Karawang Sungai Citarum merupakan sungai terbesar dan terpanjang di provinsi Jawa Barat, hulunya berada di Gunung Wayan yang bermuara di laut Jawa.
Sungai Citarum sebagai pensuplai sumber air baku untuk masyarakat Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Bandung, dengan panjang 269 km dan mengairi areal irigasi seluas 420 ribu hektar.
Tapi sangat disayangkan permasalahan yang terjadi di sungai Citarum adalah sampah, terutama sampah plastic, di sepanjang sungai citarum terdapat industry dan perumahan yang menyumbang banyak sampah plastic ke sungai, Sampah-sampah yang mencemari Sungai Citarum lebih banyak berjenis sampah anorganik atau yang tidak dapat terurai, contohnya plastik, botol atau gelas minuman, plastik bekas pembungkus makanan, dan sebagainya.
Seperti yang kita ketahui sampah plastik sangat susah terurai, butuh waktu 100 tahun lebih untuk mungurai plastik secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Sampah plastik merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan hidup di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang pengabdian masyarakat ini untuk melakukan penanganan terhadap sampah plastik yang ada bekerja sama dengan komunitas Peduli Lingkungan “Ecovilage” dan Kelompok Swadaya Masyarak (KSM) Sahabat Lingkungan sebagai mitra pengabdian.
"Tujuan dari PkM ini adalah untuk mengurangi sampah plastik yang banyak terdapat di bantaran dan sepanjang sungai Citarum, khususnya di kabupaten Karawang," demikian Dwi Ariyani.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Kegiatan Pengabdian Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan di Desa Tangguljaya, Kelurahan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, diwakili oleh beberapa dosen dari Universitas Pancasila yaitu dari jurusan Teknik Sipil diwakili oleh Dwi Ariyani, ST. MT dan Resti Nur Arini, ST.MT. Sedangkan dari jurusan teknik Mesin diwakili oleh Ir Hasan Hariri, dan Erlanda Augupta, S.TP, MSi.
"Kegiatan ini untuk mendukung program dari Presiden Jokowi yaitu program Citarum Harum, dan universitas Pancasila merupakan perguruan tinggi swasta yang ikut berperan dalam mensukseskan program tersebut, yang berada pada wilayah sektor 19," kata Dosen Teknik Sipil UP, Dwi Ariyani di Jakarta, Kamis.
Kegiatan ini dimulai dari tahap desain dan persiapan alat yang akan diberikan kepada komunitas ecovillage, alat terdiri dari alat pencacah plastik dan alat pencetak paving block, alat pencacah platik berupa alat crusher untuk menghancurkan jenis plastik seperti plastik minuman gelas, botol, dan plastik bentuk lain. Setelah dihancurkan plastik tersebut di campurkan dengan semen, dan pasir, untuk dicetak menjadi paving block.
Kegiatan pertama dilaksanakan dengan bekerjasama dengan LL Dikti wilayah III yang diikuti oleh beberapa universitas swasta, salah satunya universitas Pancasila, pada bulan Desember tahun 2019 yang lalu.
Kegiatan Sosialisasi awal pada Bulan Desember 2019 Dari kegiatan pertama ini diketahui bahwa komunitas ecovillage mempunyai peran penting di kelurahan tanjung mekar di dalam mendaur ulang sampah, akan tetapi dari masukan beberapa pengurus komunitas ecovillage dalam mendaur ulang sampah mereka terkendala SDM dan sosialisasi untuk sampah yang tidak bisa di daur ulang.
Selain itu di kelurahan tanjung mekar pada tahun 2019 belum ada Tempat Pembuang Akhir sampah (TPS) yang memadai, sehingga dari universitas Pancasila melakukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mengatasi kendala yang dihadapi oleh komunitas Ecovilage di Kelurahan tanjung mekar tersebut dengan memberikan bantuan alat dan sosialisasi cara pendaur ulangan sampah plastic yang tidak bisa di daur ulang menjadi barang atau bahan yang bermanfaat.
Seperti untuk paving block. Sosialisasi kedua dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2020, Pembukaan acara dilakukan oleh Ahmad Ridwan yang merupakan Lurah Tanjung mekar, dan dihadiri oleh Pak RT Dedi Junaidi, dan RW Desa Tangguljaya, komunitas Ecovilage yang diketuai oleh Kurniadi, hadir pula Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat pada saat acara penyerahan alat dan pelatihan website.
Diharapkan setelah diadakannya sosialisasi tentang ecobrick di kelurahan Tanjung Mekar, masyarakat bisa melakukan pembuatan ecobrick dengan diadakannya workshop, yang diharapakan pembuatan ecobrick bisa membantu mengurangi sampah plastik yang susah terurai.
Studi Kasus Sektor 19 Kabupaten Karawang Sungai Citarum merupakan sungai terbesar dan terpanjang di provinsi Jawa Barat, hulunya berada di Gunung Wayan yang bermuara di laut Jawa.
Sungai Citarum sebagai pensuplai sumber air baku untuk masyarakat Bekasi, Karawang, Purwakarta dan Bandung, dengan panjang 269 km dan mengairi areal irigasi seluas 420 ribu hektar.
Tapi sangat disayangkan permasalahan yang terjadi di sungai Citarum adalah sampah, terutama sampah plastic, di sepanjang sungai citarum terdapat industry dan perumahan yang menyumbang banyak sampah plastic ke sungai, Sampah-sampah yang mencemari Sungai Citarum lebih banyak berjenis sampah anorganik atau yang tidak dapat terurai, contohnya plastik, botol atau gelas minuman, plastik bekas pembungkus makanan, dan sebagainya.
Seperti yang kita ketahui sampah plastik sangat susah terurai, butuh waktu 100 tahun lebih untuk mungurai plastik secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Sampah plastik merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan hidup di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang pengabdian masyarakat ini untuk melakukan penanganan terhadap sampah plastik yang ada bekerja sama dengan komunitas Peduli Lingkungan “Ecovilage” dan Kelompok Swadaya Masyarak (KSM) Sahabat Lingkungan sebagai mitra pengabdian.
"Tujuan dari PkM ini adalah untuk mengurangi sampah plastik yang banyak terdapat di bantaran dan sepanjang sungai Citarum, khususnya di kabupaten Karawang," demikian Dwi Ariyani.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020