Bogor, (Antara Megapolitan) - Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bogor telah memberikan Bimbingan Teknis cara menerapkan teknologi biofertilizer untuk mempercepat produksi pertanian kepada kelompok informasi masyarakat Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Untuk menghasilkan produksi tanaman berkualitas dan unggulan diperlukan Bintek cepat dalam produksi pertanian," kata Peneliti dari Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Bogor, Djoko Santoso di Cijeruk, Sabtu.
Dia mengatakan, selain menggunakan teknik biofertilizer cara teknologi cepat lainnya yaitu dengan citorin formula biostimulan organik. serta biostimulan merupakan bahan yang mengandung zat senyawa atau mikroorganisme yang berfungsi untuk menstimulasi proses alami peningkatan pertumbuhan tanaman.
"Dengan teknik biofertilizer, citorin bisa meningkatkan jumlah anakan produktif, meningkatkan produksi gabah padi, meningkatkan bobot 1.000 biji dan meningkatkan produktivitas jagung," katanya.
Teknik biofertilizer juga bisa membasmi hama wereng sehingga padi maupun jagung bisa sehat kembali dan bisa menjadi padi dan jagung unggulan dengan kualitas yang baik.
Pertanian di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor juga sudah mengenai revitalisasi pertanian. Saat in, Cijeruk telah memiliki beberapa hasil pertanian yang sangat berpotensi menjadi produksi pertanian unggulan seperti salak, talas, nanas, durian dan lainnnya.
Itu terbukti, buah nanas dari Cijeruk sebagian besar sudan berhasil di ekspor ke Cina.
Sementara itu, Peneliti Madya dari Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, Laksmita Prima Santi mengatakan bioteknologi khusus pertanian padi, jagung, kedelai dan lainnya terus mengalami perkembangan menggunakan biofertilizer di Indonesia.
Sejalan dengan peningkatan penggunaan biofertilizer petani. Maka industri biofertilizer di Indonesia mengalami perkembangan yang ditandai dengan diperkenalkannya sistem standardisasi biofertilizer oleh Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Departemen Pertanian pada tahun 1984.
"Penggunaan biofertilizer telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah jadi lebih aman digunaan petani," katanya.
Tetapi beberapa kendala dan tantangan secara teknis juga terus terjadi antara lain, Permintaan produk biofertilizer di Indonesia meningkat. Bahkan jika ada proyek pemerintah seperti intensifikasi kedelai, program "go organik", rendahnya hasil pertanian atau pekebun.
"Walaupun mekanisme kendali mutu produk biofertilizer belum tertata dengan baik. Regulasi dan kebijakan pemerintah juga belum optimal dalam pengawasan peredaran produk biofertilizer lokal ataupun impor tetap saja manfaat biofertilizer sangat dibutuhkan petani," katanya.
Manfaatkan biofertilizer atau bakteri aktif untuk mempercepat produksi pertanian dan bisa meningkatkan bobot akar, efisien menambah n2, reduksi pupuk n dan p stabil.
"Tidak hanya itu, selain mempercepat produksi pertanian juga bermanfaat untuk efisiensi biaya pupuk, ramah lingkungan dan dapat diperbaharui," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Untuk menghasilkan produksi tanaman berkualitas dan unggulan diperlukan Bintek cepat dalam produksi pertanian," kata Peneliti dari Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia Bogor, Djoko Santoso di Cijeruk, Sabtu.
Dia mengatakan, selain menggunakan teknik biofertilizer cara teknologi cepat lainnya yaitu dengan citorin formula biostimulan organik. serta biostimulan merupakan bahan yang mengandung zat senyawa atau mikroorganisme yang berfungsi untuk menstimulasi proses alami peningkatan pertumbuhan tanaman.
"Dengan teknik biofertilizer, citorin bisa meningkatkan jumlah anakan produktif, meningkatkan produksi gabah padi, meningkatkan bobot 1.000 biji dan meningkatkan produktivitas jagung," katanya.
Teknik biofertilizer juga bisa membasmi hama wereng sehingga padi maupun jagung bisa sehat kembali dan bisa menjadi padi dan jagung unggulan dengan kualitas yang baik.
Pertanian di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor juga sudah mengenai revitalisasi pertanian. Saat in, Cijeruk telah memiliki beberapa hasil pertanian yang sangat berpotensi menjadi produksi pertanian unggulan seperti salak, talas, nanas, durian dan lainnnya.
Itu terbukti, buah nanas dari Cijeruk sebagian besar sudan berhasil di ekspor ke Cina.
Sementara itu, Peneliti Madya dari Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, Laksmita Prima Santi mengatakan bioteknologi khusus pertanian padi, jagung, kedelai dan lainnya terus mengalami perkembangan menggunakan biofertilizer di Indonesia.
Sejalan dengan peningkatan penggunaan biofertilizer petani. Maka industri biofertilizer di Indonesia mengalami perkembangan yang ditandai dengan diperkenalkannya sistem standardisasi biofertilizer oleh Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Departemen Pertanian pada tahun 1984.
"Penggunaan biofertilizer telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah jadi lebih aman digunaan petani," katanya.
Tetapi beberapa kendala dan tantangan secara teknis juga terus terjadi antara lain, Permintaan produk biofertilizer di Indonesia meningkat. Bahkan jika ada proyek pemerintah seperti intensifikasi kedelai, program "go organik", rendahnya hasil pertanian atau pekebun.
"Walaupun mekanisme kendali mutu produk biofertilizer belum tertata dengan baik. Regulasi dan kebijakan pemerintah juga belum optimal dalam pengawasan peredaran produk biofertilizer lokal ataupun impor tetap saja manfaat biofertilizer sangat dibutuhkan petani," katanya.
Manfaatkan biofertilizer atau bakteri aktif untuk mempercepat produksi pertanian dan bisa meningkatkan bobot akar, efisien menambah n2, reduksi pupuk n dan p stabil.
"Tidak hanya itu, selain mempercepat produksi pertanian juga bermanfaat untuk efisiensi biaya pupuk, ramah lingkungan dan dapat diperbaharui," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015