Sukabumi, 2/4 (ANTARA)-Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Jawa Barat, memperketat pengawasan terhadap pelajar yang ikut menjadi anggota geng motor, karena saat ini genk motor marak bahkan banyak pelajar yang menjadi anggota genk motor.

"Pengawasan yang kami lakukan ini untuk mencegah pelajar di Kota Sukabumi ikut menjadi anggota geng motor, karena pelajar yang menggunakan motor untuk kendaraan menuju sekolah cukup banyak yang berpotensi ikut menjadi anggota geng motor," kata Kepala Disdik Kota Sukabumi, Ayep Supriatna kepada wartawan, Senin.

Dicontohkan pihaknya, aksi kekerasan yang dilakukan oleh geng motor ternyata melibatkan pelajar tingkat SMA, seperti pada kasus tawuran antara geng motor yang menyebabkan satu orang pelajar yakni Rizki Maulana (16) pelajar SMAN I Kota Sukabumi tewas dikeroyok anggota geng motor pada Minggu, 25/3 lalu.

Menurutnya, untuk mengantisipasi jatuhnya korban lainnya, pemerintah akan melakukan penekanan terhadap penggunaan sepeda motor di kalangan pelajar."Kami akan menggelar razia kepemilikan surat izin mengemudi (SIM) dan mereka yang tidak punya SIM dilarang membawa motornya," tambahnya.

Lebih lanjut, kebijakan ini untuk menekan pelajar yang tidak memilik SIM agar tidak menggunakan sepeda motor. Rencannya razia SIM akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Diakui Ayep, kebanyakan pelajar SMA di Kota Sukabumi memakai sepeda motor untuk berangkat ke sekolah. Namun, pihaknya belum mempunyai data terkait berapa jumlah pelajar yang memiliki sepeda motor dan menjadi anggota genk motor.

"Kami masih melakukan pendataan sampai saat ini, untuk mengetahui berapa jumlah pelajar yang memiliki sepeda motor dan apakah ada diantara mereka yang menjadi anggota geng motor," kata Ayep.


Aditya

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012