Bogor, 1/4 (ANTARA) - Ikatan Sarjana Gizi (ISAGI) Jawa Barat, Minggu, dideklarasikan di Gedung Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor, Baranangsiang, Kota Bogor.

Acara itu ditandai penandatanganan naskah deklarasi oleh saksi-saksi, yaitu Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) ISAGI Tony Arjuna SGz, M.Nut Diet, pembina DPD ISAGI Jabar Dr Ir Budi Setiawan, MS, anggota dewan pembina ISAGI Prof Dr dr A Razak Thaha MSc, dan drg Dede Rukasa M.Kes dari Dinas Kesehatan Kota Bogor.

Pengurus pertama DPD ISAGI Jabar ketuanya dijabat Mahmud Aditya Rifqi SGz.

Menurut Mahmud Aditya Rifqi, sebagai bagian dari aset bangsa yang potensial, sarjana gizi memiliki peran dan tugasnya untuk selalu berpartisipasi aktif dalam setiap tahap pembangunan di Indonesia.


"Khususnya di sektor kesehatan, gizi dan pangan sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas keilmuan sebagai seorang sarjana gizi," katanya.

 Perjuangan itu, kata dia, merupakan kewajiban setiap individu dalam menciptakan derajat kesehatan setinggi-tingginya yang pada akhirnya akan berujung kepada tercapainya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Semoga usaha kami hari ini menjadi awal yang baik dan menjadi pondasi kuat untuk aktivitas ISAGI di Jawa Barat di masa mendatang," katanya.

Sementara itu, pembina DPD ISAGI Jabar Budi Setiawan dalam kesempatan itu mengatakan keberadaan organisasi itu dapat melakukan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan lainnya yang terkait gizi masyarakat.

"Ada Ikatan Mahasiswa Gizi (IMAGI), ada Persatuan Ahli Gizi Indonesia(Persagi), Dinas Kesehatan dan lembaga lainnya terkait, sehingga kehadiran ISAGI bisa menambah kolaborasi itu," katanya.

Ia menegaskan bahwa masalah gizi masyarakat itu bukan sekadar membuat produk makanan dengan nilai gizi yang tinggi dan mengenyangkan, karena ada sebagian masyarakat yang sudah kelebihan gizi.

Deklarasi juga dirangkaikan dengan kegiatan diskusi ilmiah yang mengusung tema "Peran Sarjana Gizi dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak untuk Mewujudkan MDGs".

Narasumber dalam diskusi tersebut antara lain Prof A Razak Thaha MSc, dosen Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB, Prof Hardinsyah, dan Tony Arjuna, serta wakil dari pengusana Putri Realita.

Tony Arjuna menambahkan, ISAGI merupakan organisasi yang akan menjadi wadah baru bagi para sarjana gizi lulusan dari berbagai universitas di Indonesia di antaranya Undip, UGM, UI, IPB, Universitas Brawijaya, Unhas, UMS, Universitas Esa Unggul (UEU), Universtas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Stikes Ngudi Waluyo, Stikes Baiturahim Jambi, dan perguruan tinggi lainnya.

Ia mengatakan, para sarjana gizi menyatukan visi dan misi mereka untuk membentuk organisasi yang diharapkan dapat turut serta dalam upaya menangani berbagai masalah gizi bangsa.

"Peningkatan pelayanan gizi dan kesehatan kepada masyarakat diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju Indonesia Prima," katanya.

Hal itu, katanya,  mendorong berdirinya berbagai lembaga pendidikan gizi yang meluluskan sarjana gizi di Indonesia, salah satunya di Jawa Barat.

Menurut dia, sarjana gizi memerlukan suatu wadah komunikasi untuk lebih menguatkan peran serta mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Momentum inilah yang menjadi dasar dibentuknya ISAGI Jabar," katanya.

Pewarta:

Editor : Budisantoso Budiman


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012