Komite Olimpiade Indonesia (KOI) berencana mengunjungi markas Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne, Swiss sebagai upaya penguatan langkah Indonesia dalam bidding tuan rumah Olimpiade 2032.
“Ada rencana pada Januari nanti Ketua Umum NOC Indonesia (Raja Sapta Oktohari) akan hadir ke sana (Swiss),” kata Sekretaris Jenderal KOI Ferry Kono kepada Antara di Jakarta, Senin.
“Tapi kami masih melihat kalender dan jadwal Thomas Bach juga,” ujar dia menambahkan.
Menurut Ferry, kunjungan awal itu cukup penting untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan. Pertemuan tersebut juga akan menjadi catatan tim untuk mulai bekerja dalam mempersiapkan proses bidding.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pencalonan tuan rumah Olimpiade bukan untuk "gagah-gagahan"
Apabila sudah bertemu dengan IOC, maka KOI dan komite khusus selanjutnya dapat mulai menyusun road map serta strategi pemenangan bidding.
Namun KOI saat ini masih menunggu surat Keputusan Presiden (Keppres) terkait pembentukan panitia pencalonan Indonesia untuk Olimpiade 2032. Ia mengharapkan draf Keppres itu bisa selesai akhir tahun ini agar dapat segera diedarkan kepada kementerian dan lembaga terkait.
KOI menyadari bahwa tantangan untuk memenangkan bidding sangat besar karena para pesaing datang dari negara-negara besar dan maju, seperti Australia, Jerman, Spanyol, dan Qatar.
Namun KOI juga optimistis bahwa Indonesia merupakan kandidat yang kuat untuk memenangkannya karena jika melihat pada penyelenggaraan sebelumnya, sebagian negara pesaing sudah pernah menjadi tuan rumah pesta olahraga terakbar sedunia itu.
Baca juga: Membidik Emas di Negeri Sakura
Australia sudah pernah dua kali menjadi tuan rumah Olimpiade pada 1956 di Melbourne dan 2000 di Sydney. Jerman juga pernah menggelar Olimpiade pada tahun 1972 di Munich, sedangkan Seoul terpilih menjadi tuan rumah pada 1988.
“Jadi sepertinya tidak menjadi sebuah legacy bagi Thomas Bach apabila menunjuk negara yang sudah pernah menjadi tuan rumah (Olimpiade). Dengan menunjuk Indonesia, IOC punya legacy baru yaitu menunjuk negara Asia Tenggara pertama. Mudah-mudahan itu jadi nilai tambahan,” pungkas dia.
Baca juga: Sebagian besar perusahaan Jepang inginkan Olimpiade tetap berlangsung
Indonesia harus bergerak cepat karena salah satu negara pesaing, yakni Australia juga sangat serius dalam mengikuti bidding ini. Perdana Menteri Australia Scott Morrison bahkan sudah mulai melakukan pendekatan dengan presiden IOC di Tokyo, November lalu.
Pemerintah negara bagian Queensland juga telah menyatakan akan kembali bekerja bersama dengan gugus tugas mulai awal tahun depan untuk mempersiapkan Brisbane dalam bidding tuan rumah Olimpiade 2032.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020