Depok, 30/3 (ANTARA) - Beberapa harga bahan pokok yang diperdagangkan di pasar tradisional Kota Depok mulai naik hingga mencapai 10 persen.

Salah seorang pemilik toko Sembako di Pasar Kemiri Muka, Sanusi, di Depok, Jumat menjelaskan, terjadi kenaikan harga beberapa komoditas. Kenaikan tersebut diantaranya adalah gula putih yang sebelumnya Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 11.000 per kilogram.

Begitu juga minyak goreng yang sebelumnya Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 10.500 per kilogram. "Harga BBM belum naik saja sembako sudah naik duluan, apalagi BBM naik harga sembako tambah naik," katanya.

Hal senada dikatakan oleh Radian. Pedagang sudah mulai banyak yang mengeluhkan rencana kenaikan BBM tersebut. "Memang banyak pembeli yang kaget karena kenaikan sembako," katanya.

Menurut dia, harga sudah mulai naik meski belum signifikan. Misalnya saja beras yang sebelumnya Rp9.500 per kilogram menjadi Rp10.000 per kilogram. Kenaikan tersebut merugikan pedagang karena pembeli banyak membatalkan untuk membeli. Kalaupun ada yang beli hanya sedikit.

"Kalau biasanya mereka beli satu kilo sekarang cuma setengah kilo," ujarnya.

Zulkifli, pedagang daging di Pasar Dewi Sartika Muhadi, mengaku kenaikan arga daging sejak awal bulan. Ia terpaksa menaikkan harga daging karena dari rumah pemotongan hewan (RPH) juga mengalami kenaikan.

Ia mencontohkan kenaikan harga daging dari sebelumnya Rp58.000 per kilogram naik menjadi Rp70.000 per kilogram. "Daging sudah naik dari awal bulan. Kita tidak bisa kasih harga di bawah Rp70.000 per kilogram," jelasnya.

Untuk menjaga harga agar tetap tidak naik terlalu tinggi maka Pemerintah Kota Depok mengajukan permohonan untuk mengadakan operasi pasar. Hal itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 April 2012.

Dia mengatakan, operasi pasar tersebut terutama pada beras, gula pasir, dan minyak goreng. Tiga komoditi tersebut dianggap berpengaruh pada inflasi Kota Depok.

Ia mengatakan dirinya juga akan meminta pada dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) untuk mengawasi peredaran bahan makanan pokok. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi penimbunan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Depok Farah Mulyati menilai naiknya harga daging karena banyaknya permintaan dari masyarakat.

Menurutnya, bulan ini banyak masyarakat yang sedang mengadakan pesta seperti hajatan dan membutuhkan daging. Meski begitu, pihaknya tidak menempatkannya sebagai skala prioritas utama dalam pengendalian harga seperti beras dan cabe.

"Faktor penyebab naiknya harga juga tidak lepas dari permintaan dan persediaan," katanya.

Ia mengatakan pihaknya hanya menjaga agar persediaan agar tetap ada memenuhi kebutuhan masyarakat.


Feru L

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012