Pemimpin Kerajaan Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud membuka Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 Ekonomi Utama (KTT G20) 2020 pada Sabtu malam WIB, atau sore waktu setempat, dengan menyoroti penanganan pandemi COVID-19 untuk menyelamatkan nyawa dan perekonomian masyarakat.
"Dalam waktu dekat, kita harus menyasar persoalan kerentanan akibat COVID-19 selagi bekerja untuk melindungi nyawa dan penghidupan masyarakat," kata Raja Salman dalam pidato pembukaan KTT G20 2020 yang disiarkan secara langsung dari Riyadh, Arab Saudi, melalui situs resmi G20.
G20 diisi oleh 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Britania Raya, China, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki, serta Uni Eropa.
Baca juga: Mobil terobos masuk halaman Masjidil Haram di Makkah
Tahun ini, Arab Saudi menjabat sebagai ketua G20, yang mengusung tema "Mewujudkan Kesempatan Abad 21 Untuk Semua"-- namun situasi pandemi membuat Arab Saudi harus menyesuaikan fokus menjadi "Memberdayakan Masyarakat, Menjaga Planet, dan Membentuk Batas-Batas Baru".
Dalam pidato yang sama, Raja Salman juga memperingatkan para pemimpin negara anggota G20--yang hadir secara virtual, termasuk Presiden RI Joko Widodo--agar bekerja keras menciptakan kondisi di mana vaksin dan pengobatan COVID-19 dapat tersedia dengan akses yang merata.
"Pada waktu yang sama, kita harus bersiap secara lebih baik untuk pandemi lain yang bisa terjadi di masa mendatang," kata Raja Salman menambahkan.
Per 21 November 2020 pukul 15.28 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di seluruh dunia mencapai hampir 57 juta, dengan 1,3 juta lebih kasus kematian akibat penyakit infeksi tersebut, menurut data realtime Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Raja Saudi memecat dua bangsawan dalam penyelidikan korupsi pertahanan
Penanganan pandemi COVID-19 masih menjadi bahasan sejumlah kelompok negara regional maupun internasional, tidak terkecuali kelompok negara dengan ekonomi terbesar dunia ini.
Maret tahun ini, ketika kasus infeksi COVID-19 mulai menyebar ke seluruh dunia, G20 menggelar KTT Luar Biasa yang memunculkan komitmen negara anggota untuk memobilisasi sumber daya, antara lain dengan menjanjikan bantuan global senilai 21 miliar dolar AS (sekitar Rp298,5 triliun).
Di luar perkara pandemi, Raja Salam juga mengangkat isu pentingnya negara-negara G20 untuk terus menjalankan fondasi dasar mewujudkan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
Baca juga: Arab Saudi melaporkan 500 lebih kasus tambahan COVID-19
"Kita perlu meningkatkan akses kesempatan bagi semua orang, khususnya perempuan dan anak muda, untuk meningkatkan peran mereka di dalam masyarakat dan pasar tenaga kerja melalui pendidikan, pelatihan, serta penciptaan lapangan kerja," ujar Raja Salman.
"Kita juga perlu menciptakan kondisi untuk perekonomian yang lebih berkelanjutan. Maka itulah, kami mengadvokasikan Ekonomi Karbon Sirkular sebagai sebuah pendekatan efektif untuk mencapai tujuan iklim kita serta memastikan sistem energi yang lebih bersih, berkelanjutan, dan terjangkau," demikian Raja Salman.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Dalam waktu dekat, kita harus menyasar persoalan kerentanan akibat COVID-19 selagi bekerja untuk melindungi nyawa dan penghidupan masyarakat," kata Raja Salman dalam pidato pembukaan KTT G20 2020 yang disiarkan secara langsung dari Riyadh, Arab Saudi, melalui situs resmi G20.
G20 diisi oleh 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, Britania Raya, China, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki, serta Uni Eropa.
Baca juga: Mobil terobos masuk halaman Masjidil Haram di Makkah
Tahun ini, Arab Saudi menjabat sebagai ketua G20, yang mengusung tema "Mewujudkan Kesempatan Abad 21 Untuk Semua"-- namun situasi pandemi membuat Arab Saudi harus menyesuaikan fokus menjadi "Memberdayakan Masyarakat, Menjaga Planet, dan Membentuk Batas-Batas Baru".
Dalam pidato yang sama, Raja Salman juga memperingatkan para pemimpin negara anggota G20--yang hadir secara virtual, termasuk Presiden RI Joko Widodo--agar bekerja keras menciptakan kondisi di mana vaksin dan pengobatan COVID-19 dapat tersedia dengan akses yang merata.
"Pada waktu yang sama, kita harus bersiap secara lebih baik untuk pandemi lain yang bisa terjadi di masa mendatang," kata Raja Salman menambahkan.
Per 21 November 2020 pukul 15.28 WIB, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di seluruh dunia mencapai hampir 57 juta, dengan 1,3 juta lebih kasus kematian akibat penyakit infeksi tersebut, menurut data realtime Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca juga: Raja Saudi memecat dua bangsawan dalam penyelidikan korupsi pertahanan
Penanganan pandemi COVID-19 masih menjadi bahasan sejumlah kelompok negara regional maupun internasional, tidak terkecuali kelompok negara dengan ekonomi terbesar dunia ini.
Maret tahun ini, ketika kasus infeksi COVID-19 mulai menyebar ke seluruh dunia, G20 menggelar KTT Luar Biasa yang memunculkan komitmen negara anggota untuk memobilisasi sumber daya, antara lain dengan menjanjikan bantuan global senilai 21 miliar dolar AS (sekitar Rp298,5 triliun).
Di luar perkara pandemi, Raja Salam juga mengangkat isu pentingnya negara-negara G20 untuk terus menjalankan fondasi dasar mewujudkan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif.
Baca juga: Arab Saudi melaporkan 500 lebih kasus tambahan COVID-19
"Kita perlu meningkatkan akses kesempatan bagi semua orang, khususnya perempuan dan anak muda, untuk meningkatkan peran mereka di dalam masyarakat dan pasar tenaga kerja melalui pendidikan, pelatihan, serta penciptaan lapangan kerja," ujar Raja Salman.
"Kita juga perlu menciptakan kondisi untuk perekonomian yang lebih berkelanjutan. Maka itulah, kami mengadvokasikan Ekonomi Karbon Sirkular sebagai sebuah pendekatan efektif untuk mencapai tujuan iklim kita serta memastikan sistem energi yang lebih bersih, berkelanjutan, dan terjangkau," demikian Raja Salman.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020