Bogor, 29/3 (ANTARA) - Pengelola stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Bogor, Jawa Barat, membatasi pembelian BBM dengan menggunakan jerigen.

"Ini sesuai dengan instruksi dari pemerintah setempat. Kita membatasi jumlah pembelian BBM dengan menggunakan jerigen," kata Manager SPBU 34-16102 di Jalan Pajajaran Kota Bogor Sulaiman, di Bogor, Kamis.

Ia mengatakan, mereka yang boleh membeli BBM menggunakan jerigen adalah yang memiliki surat izin dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.

Ia mengatakan, aturan pembelian menggunakan jerigen sudah diterapkan sejak 2008, sesuai dengan instruksi presiden masa itu yang melarang SPBU melayani pembelian jerigen.

Pembatasan pembelian BBM dengan menggunakan jerigen adalah untuk menghindari praktik penimbunan dan pembelian BBM untuk kepentingan sendiri sehingga merugikan orang lain menjelang kenaikan BBM pada 1 April 2012.

"Dari dulu kita sudah membatasi pembelian jerigen, selain yang memiliki surat izin tidak diperbolehkan. Adapun yang membeli jerigen karena kendaraannya mogok masih kita layani hanya saja pembelian kita batasi sampai tiga liter saja, dan yang bersangkutan harus meninggalkan identitas dirinya untuk data informasi kita," kata Sulaiman.

Meski telah membatasi jumlah pembelian BBM menggunakan jerigen, pihaknya masih kedatangan pembeli yang menggunakan jerigen.

Pihak SPBU telah menempelkan pengumuman larangan pembelian BBM menggunakan jerigen tanpa menunjukkan surat perizinan guna menghindari praktik penimbunan.

Ia mengatakan, menjelang kenaikan BBM 1 April 2012, tingkat pembelian bahan bakar minyak di SPBU miliknya meningkat daripada hari-hari biasanya. Hal itu ditandai banyaknya kendaraan mulai mengantre membeli BBM sejak Senin (26/3).

Ia mengatakan, sejak ramai pembelian BBM menjelang kenaikan harga, pendapatannya meningkat antara 20-30 persen ketimbang hari-hari sebelumnya.

Selain itu, katanya, jumlah distribusi BBM ke SPBU miliknya juga ikut meningkat akibat melonjaknya jumlah pembeli.

"Kalau dari segi pendapatan selama dua hari ini karena jumlah pembeli meningkat, pendapatan menjadi meningkat sebesar 20 hingga 30 persen," ujarnya.

Ia mengatakan, menjelang kenaikan harga BBM distribusi BBM ke SPBU setempat tetap normal, sedangkan stok mencukupi hingga April 2012.

Tingkat penjualan BBM di tempatnya, katanya, rata-rata untuk premium 40 kiloliter per hari, pertamax dan solar masing-masing lima kiloliter.

"Selama dua hari lalu penjualan jadi meningkat seperti Senin (26/3) kemarin kami mendistribusikan 56 kilo liter premium, sementara untuk solar dan pertamax masih stabil," katanya.

Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat juga mengawasi pembelian BBM menggunakan jerigen untuk antisipasi terhadap masyarakat yang membeli BBM menggunakan alat itu tanpa memiliki surat izin.

"Setiap pembelian BBM menggunakan jerigen harus memiliki surat izin dari Disperidag, kalau tidak memiliki izin tidak diperbolehkan," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Bogor M. Sinaga.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pengelola SPBU dan kepolisian untuk mengawasi pembelian BBM menggunakan jerigen.

Ia mengatakan, hingga saat ini di kota itu terdapat 22 SPBU.

Ia menjelaskan, agar tidak mempersulitkan masyarakat yang membeli BBM menggunakan jerigen karena berbagai kepentingan seperti mereka yang bekerja sebagai tukang pemotong rumput, kendaraan yang mogok, usaha kecil dan menengah yang memiliki genset, serta instansi terkait yang juga memiliki diesel serta alat pengasapan, "fooging", mereka harus terlebih dahulu mengurus surat perizinan pembelian BBM menggunakan jerigen kepada Disperindag.

"Jadi silakan masyarakat mengurus surat perizinan pembelian BBM dengan jerigen ke Disperindag, tidak dipungut bayaran hanya saja surat izin dikeluarkan bagi usaha yang benar-benar membutuhkan," katanya.


Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012