Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor mulai membahas tiga Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) melalui tiga panitia khusus (Pansus) yang telah dibentuk dengan target waktu pembahasan sekitar 3-6 bulan.

Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, di Kota Bogor, Kamis mengatakan, ketiga Raperda tersebut adalah, pertama, Raperda tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyimpangan Perilaku Seksual (P4S) dibahas oleh Pansus yang dipimpin Devie Prihartini Sultani (Fraksi Nasdem/ketua) dan Sri Kusnaeni (Fraksi PKS/wakil ketua).

Kedua, Raperda tentang Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) dibahas oleh Pansus yang dipimpin Sendhy Pratama (Fraksi Hanura/ketua) dan HM Zaenal Abidin (Fraksi Gerindra/wakil ketua).

Baca juga: RAPBD Kota Bogor 2021 tanggap dan adaptif terhadap penanganan COVID-19

Ketiga, Raperda tentang Penyertaan Modal Pasar Pakuan Jaya dibahas oleh Pansus yang dipimpin Ketua Zaenul Mutaqien (Fraksi PPP/ketua) dan R Dodi Setiawan (Fraksi PD/wakil ketua).
.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya ketika menyampaikan ketiga Raperda tersebut pada Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kota Bogor, Senin (9/11), mengatakan, bahwa Raperda P4S adalah usul inisiatif dari DPRD Kota Bogor.

Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor mengapresiasi karena perilaku penyimpangan seksual adalah bentuk penyakit sosial yang berpotensi merusak tatanan nilai dan norma hidup bermasyarakat.

Baca juga: DPRD: Pemkot Bogor belum sampaikan Raperda APBD tahun 2021

Namun dalam proses penyusunannya, kata dia, harus sesuai dengan tahapan dan aturan yang berlaku, yakni membuka ruang konsultasi publik serta memperhatikan regulasi dan literatur terkait.

"Proses penyusunan suatu Perda sama pentingnya dengan substansi Perda itu sendiri, sehingga perlu pendalaman pada beberapa substansi, seperti bentuk dan sasaran penyimpangan seksual," katanya.

Bima Arya juga menjelaskan, usulan Raperda PDJ dengan pertimbangan untuk optimalisasi pelayanan publik di bidang transportasi serta mendorong perekonomian perekonomian dan pembangunan daerah.

Baca juga: DPRD Kota Bogor tunggu penyampaian Raperda APBD 2021 dari Wali Kota

Sebelumnya, kata dia, Pemerintah Kota Bogor memberikan pelayanan publik di bidang transportasi melalui Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) tapi karena mengalami sejumlah kendala maka perlu mengganti bentuk badan hukumnya menjadi Perusahaan Umum Daerah Jasa Transportasi (PerumdaJT). "Perubahan badan hukum melalui revisi Perda, seperti diatur dalam UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah," katanya.

Sedangkan, usulan Raperda tentang Penyertaan Modal Perumda Pasar Pakuan Jaya, menurut Bima Arya, sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah, terutama pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bogor sehingga perlu penguatan struktur modal pada Perumda PPJ.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020