Bogor, (Antara Megapolitan) - Sedikitnya empat perusahaan dalam negeri siap untuk memproduksi massal dua unit mesin pertanian yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, yakni "Rice Transplater Jajar Legowo" dan "Mini Combine Harvester.

"Kebutuhan alat mesin pertanian sangat penting untuk mendukung pencapaian swasebada berkelanjutan pagi, jangung dan kedelai yang saat ini ditargetkan oleh pemerintah," kata Kepala Badan Litbang Pertanian, Haryono, Jumat.

Sebelum memproduksi secara massal dua unit alat pertanian tersebut, empat perusahaan ini melakukan penandatanganan perjanjian lisensi bertempat di Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian Badan Litbang Pertanian di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.

Dikatakannya, Kabinet Kerja telah menetapkan pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung dan kedelai harus dicapai dalam waktu tiga tahun. Target produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 ini adalah padi 73,40 juta ton dengan pertumbuhan 2,21 persen per tahun.

Begitu juga dengan jagung 20,33 juta ton dengan pertumbuhan 5,57 persen per tahun dan kedelai 1,5027 juta ton dengan pertumbuhan 60,81 persen.

"Dalam rangka mendukung pencapaian swasembada tersebut perlu penyediaan sarana dan prasaran pertanian selain alat mesin pertanian juga ada irigasi, benih dan pupuk," katanya.

Ia menjelaskan, kebutuhan alat mesin pertanian "Rice Transplater Jajar Legowo" atau mesin tanam dan "Mini Combine Harvester" atau mesin panen. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi hasil karya anak bangsa yang unggul dan siap mensubtitusi produk elsinta impor yang hingga saat ini masih mendominasi pasar dalam negeri.

"Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian telah menghasilkan invensi mesin tanam "Rice Transplanter Jajar Legowo dan mesin panen "Mini Combine Harvester" yang pemanfaatannya akan lebih efisien bagi petani," katanya.

Dia menjelaskan, Jajar Legowo merupakan metode tanam dengan jarak antar baris tanam 20 cm x 20 cm dengan jarak dalam barisan tanam 12,5-13 cm, diselingi jarak kelompok antar barisan tanaman berikut selebar 40 cm.

"Keunggulan mesin ini mampu melakukan tanam bibit padi seluas 1 hektar dalam waktu sekitar 5 sampai 6 jam," katanya.

Selain itu juga mesin tanam tersebut dapat digunakan di lahan sawah dengan kedalaman lumpur lebih dari 60 cm, sehingga menurunkan biaya tanam sekaligus mempercepat waktu tanam.

Sedangkan "mini combine harvester memiliki nilai "ground pressure rendah sehingga mesin dapat beroperasi di lahan sawah.

Mesin panen padi ini memiliki tipe mini dengan sistem kombinasi pemotongan, perontokan dan pembersihan.

Kebutuhan kedua alat mesin pertanian tersebut untuk mendukung upaya khusus swasembada padi, jagung dan kedelai mencapai ribuan unit.

"Sehingga Balitbang Pertanian memerlukan dunia usaha agar kedua alat mesin pertanian ini dapat diproduksi secara massal," katanya.

Sementara itu empat perusahaan yang akan memproduksi massal dua alat mesin pertanian tersebut telah berpengalaman dalam industri mesin pertanian yakni PT Wika Industri dan Konstruksi, PT Sarandi Karya Nugraha, CV Adi Setia Utama Jaya dan PT Lambang Jaya.

Dari empat perusahaan tersebut satu-satunya perusahaan yang akan memproduksi massal kedua alat mesin pertanian tersebut berasal dari luar Pulau Jawa yakni PT Lambang Jaya dari Lampung.

Keempat perusahaan ini akan memproduksi kedua alat, dibantu oleh Pemerintah yang akan mensosialisasikan penggunaan alat mesin pertanian buatan dalam negeri diharapkan mampu bersaing dengan produk impor yang sudah lebih dulu dikenal.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015