Warga Perumahan Acropolis, Cibinong, Kabupaten Bogor Jawa Barat, mengeluhkan pembangunan Rumah Sakit Islam (RSI) Aysha di dalam komplek, lantaran tak berkomunikasi secara utuh dengan warga perumahan.

“Perencanaannya sudah dari tahun 2018. Tapi hanya segelintir warga yang diminta persetujuan untuk proses pembangunan rumah sakit itu,” kata perwakilan warga, Eka Suryawan, di Bogor, Kamis (29/10).

Menurutnya, sejak tahun 2018 pihak pengembang rumah sakit tak melibatkan warga secara menyeluruh, terbuka dan transparan dalam mengemukakan proses perencanaan pembangunan rumah sakit tersebut, khususnya kepada RW 18.

“Ada indikasi pemaksaan agar warga menyetujui proses pembangunan RSI Aysha. Karena hanya dilakukan di tingkat RT tanpa mendengar aspirasi para ketua RT yang tidak setuju. Sehingga dianggap semua warga setuju,” kata Eka.

Eka mengatakan, pemilik rumah sakit yakni Yayasan Pendidikan Ar-Rohman, tidak pernah menjelaskan setiap tahapan dan detail pembangunan yang harus diuji, sekaligus mendapatkan sejumlah izin.

“Seperti izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan pengelolaan limbah padat dan cair berbahaya dari rumah sakit. Itu bahaya bagi warga limbahnya,” tuturnya.

Kondisi yang dianggap merugikan tersebut membuat warga membentuk Forum Aspirasi Warga RW 18 Perumahan Acropolis dan menuntut sejumlah hal terhadap pengembang rumah sakit.

“Ada tiga hal. Yaitu melakukan musyawarah dan mufakat kembali untuk menjelaskan seluruh kronologis dan
keberatan warga di atas,” katanya.

Kemudian, ia meminta pengembang RSI untuk memberikan site plan yang komprehensif sekaligus mampu menjawab tuntutan dan kerugian warga jangka panjang.

“Jika Pengembang RSI Aysha tidak bisa memberikan jawaba terhadap keluhan warga, kami menolak keras dan menyampaikan aspirasi ini ke Bupati Bogor dan Ketua DPRD,” sebut Eka.(KR-MFS)

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020