Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said mengatakan PMI harus tetap menjadi lembaga terpercaya dan berusaha menjaga kepercayaan masyarakat di segala tingkatan baik lokal, nasional maupun global di masa pandemi COVID-19.
Apalagi, di tengah kondisi pandemi COVID-19, PMI membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat dalam upaya melawan virus ini dan itu bisa terwujud atas dasar kepercayaan.
"PMI hanya bisa berjalan di atas kepercayaan masyarakat, karena itu sangat penting untuk menjaga kepercayaan tersebut," kata Sudirman melalui siaran persnya, Rabu.
Baca juga: Sekjen PMI luncurkan strategi JKT48 berkelanjutan bantu tangani pandemi
Menurutnya, melawan COVID-19 PMI membutuhkan kepercayaan masyarakat, karena tanpa hal tersebut bukan apa-apa dan tidak bisa apa-apa, karena PMI hanya bisa bertindak atas dukungan dari masyarakat dan untuk mendapat dukungan tersebut, tentunya harus ada kepercayaan dari masyarakat.
Ia mengibaratkan posisi PMI berada di antara dua tangan dimana satu tangan di atas, satu tangan di bawah. Tangan di atas memiliki makna PMI adalah organisasi kemanusiaan dan harus selalu siap membantu tanpa membedakan agama, bangsa, dan negara.
Sebagaimana yang tercetus dalam 7 prinsip dasar palang Merah, yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kemandirian.
Sementara tangan di bawah maknanya, PMI menerima, menghimpun, bahkan harus dengan aktif mencari bantuan dari banyak pihak sebagai syarat penentu keberhasilan PMI dalam melaksanakan misinya.
Baca juga: PMI sebut pemimpin informal berperan sadarkan warga untuk cegah COVID-19
Tangan di atas maknanya sebagai gerakan, komunitas, dan organisasi harus senantiasa siap siaga membantu mereka yang kesulitan, tanpa membedakan ia berasal dari mana untuk itu 7 prinsip dasar palang merah menjadi pedoman kita.
Sementara tangan di bawah maknanya, menerima, menghimpun, bahkan harus dengan aktif mencari bantuan dari banyak pihak. Peran tangan di atas tak mungkin sukses, kalau peran tangan di bawah tidak berhasil.
Dalam kesempatan yang sama Sudirman juga menyampaikan beragam tantangan PMI. Apalagi, menjelang akhir tahun dimana Indonesia akan memasuki musim hujan disertai La Nina yang tentunya akan membawa dampak bencana di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: PMI fokus cari solusi antisipasi penyebaran COVID-19 di pengungsian bencana alam
Untuk itu Sudirman meminta agar relawan PMI selalu siap siaga karena akan menghadapi tantangan yang berat, yaitu menangani pengungsian di saat yang sama pandemi COVID-19 masih mewabah. Sebagai pegiat gerakan kepalangmerahan, kesiapsiagaan komunitas dan institusi PMI di semua lapis harus diperkuat.
Kesiapan sumber daya manusia, keterampilan, peralatan, sumber daya logistik dan jejaring harus dibangun sebaik-baiknya, apalagi akan menghadapi La Nina yang akan mengakibatkan berbagai bencana, akan tidak mudah karena harus menangani pengungsian serta evakuasi di tengah pandemi COVID-19.
Untuk itu Sudirman, meminta agar PMI senantiasa berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan lainnya, dari instansi pemerintah maupun organisasi sukarela.
Semua bertujuan agar PMI dapatmelaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. "Musyawarah Provinsi PMI Aceh menjadi penanda untuk meningkatkan soliditas organisasi agar reputasi PMI sebagai lembaga kemanusiaan terjaga," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Apalagi, di tengah kondisi pandemi COVID-19, PMI membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat dalam upaya melawan virus ini dan itu bisa terwujud atas dasar kepercayaan.
"PMI hanya bisa berjalan di atas kepercayaan masyarakat, karena itu sangat penting untuk menjaga kepercayaan tersebut," kata Sudirman melalui siaran persnya, Rabu.
Baca juga: Sekjen PMI luncurkan strategi JKT48 berkelanjutan bantu tangani pandemi
Menurutnya, melawan COVID-19 PMI membutuhkan kepercayaan masyarakat, karena tanpa hal tersebut bukan apa-apa dan tidak bisa apa-apa, karena PMI hanya bisa bertindak atas dukungan dari masyarakat dan untuk mendapat dukungan tersebut, tentunya harus ada kepercayaan dari masyarakat.
Ia mengibaratkan posisi PMI berada di antara dua tangan dimana satu tangan di atas, satu tangan di bawah. Tangan di atas memiliki makna PMI adalah organisasi kemanusiaan dan harus selalu siap membantu tanpa membedakan agama, bangsa, dan negara.
Sebagaimana yang tercetus dalam 7 prinsip dasar palang Merah, yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kemandirian.
Sementara tangan di bawah maknanya, PMI menerima, menghimpun, bahkan harus dengan aktif mencari bantuan dari banyak pihak sebagai syarat penentu keberhasilan PMI dalam melaksanakan misinya.
Baca juga: PMI sebut pemimpin informal berperan sadarkan warga untuk cegah COVID-19
Tangan di atas maknanya sebagai gerakan, komunitas, dan organisasi harus senantiasa siap siaga membantu mereka yang kesulitan, tanpa membedakan ia berasal dari mana untuk itu 7 prinsip dasar palang merah menjadi pedoman kita.
Sementara tangan di bawah maknanya, menerima, menghimpun, bahkan harus dengan aktif mencari bantuan dari banyak pihak. Peran tangan di atas tak mungkin sukses, kalau peran tangan di bawah tidak berhasil.
Dalam kesempatan yang sama Sudirman juga menyampaikan beragam tantangan PMI. Apalagi, menjelang akhir tahun dimana Indonesia akan memasuki musim hujan disertai La Nina yang tentunya akan membawa dampak bencana di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: PMI fokus cari solusi antisipasi penyebaran COVID-19 di pengungsian bencana alam
Untuk itu Sudirman meminta agar relawan PMI selalu siap siaga karena akan menghadapi tantangan yang berat, yaitu menangani pengungsian di saat yang sama pandemi COVID-19 masih mewabah. Sebagai pegiat gerakan kepalangmerahan, kesiapsiagaan komunitas dan institusi PMI di semua lapis harus diperkuat.
Kesiapan sumber daya manusia, keterampilan, peralatan, sumber daya logistik dan jejaring harus dibangun sebaik-baiknya, apalagi akan menghadapi La Nina yang akan mengakibatkan berbagai bencana, akan tidak mudah karena harus menangani pengungsian serta evakuasi di tengah pandemi COVID-19.
Untuk itu Sudirman, meminta agar PMI senantiasa berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan lainnya, dari instansi pemerintah maupun organisasi sukarela.
Semua bertujuan agar PMI dapatmelaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. "Musyawarah Provinsi PMI Aceh menjadi penanda untuk meningkatkan soliditas organisasi agar reputasi PMI sebagai lembaga kemanusiaan terjaga," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020