Provinsi Jawa Barat hadir dan memberikan dukungan berlipat-lipat kepada daerah yang berada pada zona merah pandemi COVID-19 untuk segera keluar dari zona tersebut, khususnya di Kota Bogor dan Kota Depok, guna menekan penularan COVID-19.

"Ini hari kedua saya hadir di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi). Kemarin saya seharian berkantor di Depok, sekarang seharian di Bogor, semata-mata untuk terus meningkatkan dukungan kekuatan guna menurunkan situasi pandemi COVID-19, khususnya di Bodebek," kata Ridwan Kamil di Kota Bogor, Rabu.

Baca juga: Gubernur Jabar beri bantuan alat kesehatan untuk Kota Depok

Ridwan mengatakan hal itu usai membuka Musyawarah Daerah XIV Gerakan Pramuka Jawa Barat di Bogor Raya Lakeside, Kota Bogor. Hadir pada kegiatan tersebut antara lain Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Ketua Kwarcab Pramuka Kota Bogor Ade Sarip Hidayat.

Ridwan Kamil mengapresiasi semua kerja keras yang dilakukan pemerintah daerah, khususnya Kota Bogor, dalam upaya penanganan COVID-19.

"Setiap ada zona merah, dukungan dari Jawa Barat berlipat-lipat," katanya.

Emil, sapaan Ridwan Kamil, menjelaskan dua pekan lalu, Cirebon zona merah, Jawa Barat memberikan dukungan berlipat-lipat kepada Cirebon.

Baca juga: Ridwan Kamil ingin satu irama dengan Jakarta dalam penanganan COVID-19

"SDM kita gempur ke Cirebon. Saat ini juga sama. Bogor kita dukung berlipat-lipat. Semoga ini bisa menekan penyebaran COVID-19," katanya.

Emil menegaskan bahwa Jawa Barat juga komit untuk selalu bersama-sama dengan Jakarta dan Banten, di Jabodetabek, agar satu irama dalam pengendalian.

Salah satu dukungan Jawa Barat, kata dia, adalah peningkatan kapasitas rumah sakit agar tetap dalam standar WHO (Lembaga Kesehatan Dunia) yakni di bawah 60 persen.

"Tingkat hunian tempat tidur di rumah sakit di Bodebek, saat ini rata-rata sudah di atas 60 persen," katanya.

Baca juga: Ridwan Kamil sampaikan empat hal dalam perang melawan COVID-19 di Kota Bogor

Emil menambahkan, Jawa Barat juga akan memberikan dukungan terkait adanya kecenderungan risiko pada klaster rumah tangga, karena hal itudinilai 10 kali lipat lebih berbahaya.

"Kalau rumah dari warga yang terpapar COVID-19 tidak memungkinkan, maka akan diupayakan isolasi di fasilitas negara, gedung negara, bahkan hotel yang sedang disiapkan. Semoga strategi ini bisa membantu," katanya.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020