Warga Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menolak rencana pembongkaran makam keramat di wilayahnya yang akan dilakukan oleh salah satu perusahaan swasta untuk dibangun tempat wisata.
"Ada sekitar 1.500 makam, dan beberapa di antaranya makam keramat. Saat ini rencananya akan digusur oleh perusahaan itu, tapi saya tidak mau menyebutkan makam siapa saja, karena itu amanat leluhur kami untuk tidak mempublikasikan," ungkap Ketua Forum Rakyat Ciletuh, Firman saat dihubungi ANTARA di Bogor, Jumat.
Baca juga: Tempat wisata Curug Bidadari Bogor ditutup sementara
Baca juga: Hutan kampung di Kota Bogor berpotensi jadi sarana olahraga dan tempat wisata
Menurut dia, makam di lahan seluas 1,2 hektar yang berlokasi di Kampung Ciletuh Hilir Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor itu sudah ada sebelum Indonesia merdeka.
Firman mengatakan pada masa kolonialisme sekitar tahun 1834, lahan tersebut sempat dijadikan perkebunan teh bernama Abdeling Pondok Gede oleh penjajah, namun tepat di bagian makam keramat tidak dibongkar.
"Belanda saja tidak mengganggu pemakaman di sini, tapi ini malah mengganggu pemakaman kami, ada yang sudah kena patok juga makam oleh perusahaan itu," tuturnya.
Baca juga: Viral tempat wisata Bukit Alas Bandawasa di Bogor, ternyata tak kantongi izin
Ia menyebutkan permasalahan antara perusahaan tersebut dengan warga Ciletuh Hilir sudah berangsur sekitar delapan tahun, dengan berbagai bahasan tanpa menemui titik kesepakatan.
Penolakan terbarunya itu dilakukan dalam bentuk aksi demo pada Kamis (1/10). Warga yang berdemo membawa poster bergambar pemilik perusahaan MNC Group, Hary Tanoe dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Sekitar 300 warga yang ikut berdemo menuduh MNC Land dengan proyek Lido Resortnya mulai menggusur makam keramat warga Ciletuh Hilir.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Ada sekitar 1.500 makam, dan beberapa di antaranya makam keramat. Saat ini rencananya akan digusur oleh perusahaan itu, tapi saya tidak mau menyebutkan makam siapa saja, karena itu amanat leluhur kami untuk tidak mempublikasikan," ungkap Ketua Forum Rakyat Ciletuh, Firman saat dihubungi ANTARA di Bogor, Jumat.
Baca juga: Tempat wisata Curug Bidadari Bogor ditutup sementara
Baca juga: Hutan kampung di Kota Bogor berpotensi jadi sarana olahraga dan tempat wisata
Menurut dia, makam di lahan seluas 1,2 hektar yang berlokasi di Kampung Ciletuh Hilir Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor itu sudah ada sebelum Indonesia merdeka.
Firman mengatakan pada masa kolonialisme sekitar tahun 1834, lahan tersebut sempat dijadikan perkebunan teh bernama Abdeling Pondok Gede oleh penjajah, namun tepat di bagian makam keramat tidak dibongkar.
"Belanda saja tidak mengganggu pemakaman di sini, tapi ini malah mengganggu pemakaman kami, ada yang sudah kena patok juga makam oleh perusahaan itu," tuturnya.
Baca juga: Viral tempat wisata Bukit Alas Bandawasa di Bogor, ternyata tak kantongi izin
Ia menyebutkan permasalahan antara perusahaan tersebut dengan warga Ciletuh Hilir sudah berangsur sekitar delapan tahun, dengan berbagai bahasan tanpa menemui titik kesepakatan.
Penolakan terbarunya itu dilakukan dalam bentuk aksi demo pada Kamis (1/10). Warga yang berdemo membawa poster bergambar pemilik perusahaan MNC Group, Hary Tanoe dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Sekitar 300 warga yang ikut berdemo menuduh MNC Land dengan proyek Lido Resortnya mulai menggusur makam keramat warga Ciletuh Hilir.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020