Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menyatakan keputusan  menunda seluruh turnamen sepanjang sisa tahun 2020 merupakan solusi terbaik ketika pandemi COVID-19 masih mengkhawatirkan.

Hal itu disampaikan Presiden BWF Poul-Erik Hoyer menanggapi protes sejumlah pemain yang tak terima dengan keputusan penundaan tersebut.

"Melihat tantangan yang kami hadapi, keputusan penundaan adalah solusi terbaik dalam situasi saat ini," kata Hoyer dalam konferensi pers seperti  dikutip AFP, Selasa.

"Saya yakin dengan protokol keselamatan yang sudah kami siapkan, tiga turnamen bulu tangkis siap kembali dimulai pada 2021," tambah dia.

Tiga turnamen yang akan menjadi pembuka awal tahun nanti adalah Asia Open I dan Asia Open II yang merupakan BWF World Tour Super 1000, serta BWF World Finals 2020.

Baca juga: Piala Thomas-Uber 2020 ditunda, Indonesia berpeluang meraih gelar

Ketiga kejuaraan yang merupakan sisa turnamen tahun 2020 itu  tadinya bakal digelar di Bangkok, Thailand pada November, namun BWF dan Asosiasi Bulu tangkis Thailand memundurkannya ke Januari tahun depan.

Pemerintah Thailand mengaku perlu lebih banyak waktu untuk bisa benar-benar menggelar turnamen dengan protokol COVID-19 dan pola gelembung yang komprehensif.

Baca juga: PB Jaya Raya Mendukung Moeldoko Pimpin PBSI

Menanggapi keputusan itu, beberapa pemain Denmark seperti pemain ganda putra Anders Skaarup Rasmussen dan Kim Astrup marah atas kabar penundaan tersebut.

Demikian juga dengan pebulu tangkis tunggal putra nomor tiga dunia asal Denmark Anders Antonsen yang mengaku tak habis pikir dengan keputusan BWF yang kembali menunda turnamen internasional bulu tangkis.

Baca juga: Dukungan untuk Moeldoko menJadi Ketum PBSI Terus Mengalir

"Apakah kita harus menunggu vaksin untuk bisa bertanding lagi? Buatlah aturan yang paling aman untuk menggelar turnamen. Siapapun bisa hadir. Jika tidak, olahraga akan layu dan mati," kata Antonsen.

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020