Arab Saudi pada Senin (28/9) menyatakan pihaknya telah menghancurkan sel teroris yang dibina oleh Pengawal Revolusi Iran, serta menangkap 10 orang dan menyita senjata serta bahan peledak pada September ini.
Juru bicara pimpinan badan keamanan negara melalui pernyataan di media pemerintah mengatakan bahwa tiga dari 10 yang ditangkap mendapat pelatihan di Iran sementara sisanya "terkait dengan sel tersebut melalui berbagai peran."
Baca juga: Umrah kembali dibuka 4 Oktober dan 1 November
Para anggota "mendapat latihan militer dan lapangan, seperti cara membuat bahan peledak, di situs milik Pengawal Revolusi Iran" selama beberapa pekan pada akhir 2017, katanya.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa senjata dan bahan peledak disita dari dua tempat berbeda, yakni di rumah dan di kebun, di Arab Saudi. Negara Teluk Arab tersebut merupakan pengekspor minyak terbesar dunia sekaligus sekutu utama Amerika Serikat.
Baca juga: Arab Saudi melaporkan 500 lebih kasus tambahan COVID-19
Arab Saudi, yang mayoritas berpenduduk Muslim Sunni, dan Iran, mayoritas Syiah, terlibat dalam sejumlah perang proksi di kawasan, termasuk di Yaman.
Riyadh menuding Iran atas serangan rudal dan drone di fasilitas minyak kerajaan tersebut tahun lalu, namun tuduhan itu ditepis oleh Teheran.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Juru bicara pimpinan badan keamanan negara melalui pernyataan di media pemerintah mengatakan bahwa tiga dari 10 yang ditangkap mendapat pelatihan di Iran sementara sisanya "terkait dengan sel tersebut melalui berbagai peran."
Baca juga: Umrah kembali dibuka 4 Oktober dan 1 November
Para anggota "mendapat latihan militer dan lapangan, seperti cara membuat bahan peledak, di situs milik Pengawal Revolusi Iran" selama beberapa pekan pada akhir 2017, katanya.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa senjata dan bahan peledak disita dari dua tempat berbeda, yakni di rumah dan di kebun, di Arab Saudi. Negara Teluk Arab tersebut merupakan pengekspor minyak terbesar dunia sekaligus sekutu utama Amerika Serikat.
Baca juga: Arab Saudi melaporkan 500 lebih kasus tambahan COVID-19
Arab Saudi, yang mayoritas berpenduduk Muslim Sunni, dan Iran, mayoritas Syiah, terlibat dalam sejumlah perang proksi di kawasan, termasuk di Yaman.
Riyadh menuding Iran atas serangan rudal dan drone di fasilitas minyak kerajaan tersebut tahun lalu, namun tuduhan itu ditepis oleh Teheran.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020