Sebuah bengkel tempat perakitan mobil ambulans di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 'kebanjiran' pesanan ditengah pandemi COVID-19.
"Merebaknya kasus COVID-19 membawa berkah tersendiri bagi kami. Patut disyukuri, ada hikmahnya," kata Project Manager PT Ambulance Pintar Indonesia Ari Cukmara di Bekasi, Senin.
Ari mengaku sejak beberapa bulan terakhir mereka kebanjiran pesanan merakit ambulans. Setidaknya sudah 800 mobil ambulans yang dipesan oleh sejumlah rumah sakit dan dinas kesehatan di seluruh Indonesia.
"Pesanan paling jauh hingga ke daerah Papua dan banyak juga daerah lain yang dikirim," ungkapnya.
Baca juga: Coca-Cola bantu perkuat armada ambulance PMI dalam penanggulangan COVID-19
Dia mengatakan biasanya pesanan ambulans mencapai 500 unit pertahun namun kini telah mencapai 800 unit padahal belum memasuki akhir tahun.
"Jadi ya karyawan juga pada lembur soalnya banyak pesanan. Kita juga tambah karyawan dari 40 menjadi 70 orang. Berkahnya buat karyawan yang kerja nambah karena pesanan juga nambah," katanya.
Menurut dia tingginya jumlah pesanan mobil ambulans tidak lepas dari meroketnya jumlah terinfeksi COVID-19. Angka penambahan kasus saat ini secara nasional telah menembus angka 4.000 kasus per hari.
Dengan jumlah tersebut, para petugas medis pun kewalahan menangani pasien. Apalagi setiap hari tidak sedikit pasien yang harus dijemput di kediamannya untuk menjalani isolasi terpusat. Kondisi ini yang membuat banyak rumah sakit dan dinas kesehatan yang tidak hanya kekurangan petugas medis namun juga armada.
"Ya karena memang dibutuhkan, dipesan dan minta dipercepat juga. Maka kami juga bekerja keras ini," ucapnya.
Baca juga: PMI Jakarta modifikasi ambulans untuk bantu evakuasi pasien COVID-19
Ari menjelaskan untuk merakit satu mobil ambulans dibutuhkan waktu antara dua pekan sampai 60 hari tergantung spesifikasi yang dipesan.
"Kalau yang standar ya bisa cepat, kalau yang mungkin full spesifikasi ya kan harus nunggu alatnya dulu. Biasanya impor. Pesanan ambulans ini diserahkan ke pemesan. Ada yang memiliki mobil kemudian dirakit menjadi ambulans, ada pula yang memesan secara komplit mulai dari unit mobilnya sampai biaya perakitan," katanya.
Harga ambulans rakitan perusahaannya berkisar antara Rp290 juta hingga Rp3 miliar. "Harga itu sudah sama unit mobilnya. Kalau yang Rp290 juta biasanya ambulans transportasi, biasanya mobilnya APV atau grandmax. Isinya ya standar seperti tabung oksigen, lemari dan kebutuhan pasien lainnya," ucapnya.
Sedangkan ambulans seharga Rp3 miliar memiliki spesifikasi lebih komplit. "Masih kaya tabung oksigen dan lain-lain cuma mereknya lebih bagus, biasanya impor dari eropa. Mobilnya juga besar, bahkan pernah ada bis," katanya.
Baca juga: Rakyat Indonesia Menyumbangkan Mobil Ambulans Untuk Suriah
Perbedaan anmbulans biasa dengan ambulans khusus COVID-19 ada di ketersediaan alat isolator tersendiri. "Harganya memang beda juga karena ada alatnya lagi," ungkapnya.
Ari berharap pandemi COVID-19 ini segera berakhir meski kondisi ini membawa keuntungan secara bisnis.
"Ya walaupun ramai pesanan tapi ya harapan saya COVID-19 segera berakhir. Memang ada yang diuntungkan tapi banyak yang dirugikan. Semoga ambulans-ambulans ini juga bisa membantu menekan jumlah kasus COVID-19," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Merebaknya kasus COVID-19 membawa berkah tersendiri bagi kami. Patut disyukuri, ada hikmahnya," kata Project Manager PT Ambulance Pintar Indonesia Ari Cukmara di Bekasi, Senin.
Ari mengaku sejak beberapa bulan terakhir mereka kebanjiran pesanan merakit ambulans. Setidaknya sudah 800 mobil ambulans yang dipesan oleh sejumlah rumah sakit dan dinas kesehatan di seluruh Indonesia.
"Pesanan paling jauh hingga ke daerah Papua dan banyak juga daerah lain yang dikirim," ungkapnya.
Baca juga: Coca-Cola bantu perkuat armada ambulance PMI dalam penanggulangan COVID-19
Dia mengatakan biasanya pesanan ambulans mencapai 500 unit pertahun namun kini telah mencapai 800 unit padahal belum memasuki akhir tahun.
"Jadi ya karyawan juga pada lembur soalnya banyak pesanan. Kita juga tambah karyawan dari 40 menjadi 70 orang. Berkahnya buat karyawan yang kerja nambah karena pesanan juga nambah," katanya.
Menurut dia tingginya jumlah pesanan mobil ambulans tidak lepas dari meroketnya jumlah terinfeksi COVID-19. Angka penambahan kasus saat ini secara nasional telah menembus angka 4.000 kasus per hari.
Dengan jumlah tersebut, para petugas medis pun kewalahan menangani pasien. Apalagi setiap hari tidak sedikit pasien yang harus dijemput di kediamannya untuk menjalani isolasi terpusat. Kondisi ini yang membuat banyak rumah sakit dan dinas kesehatan yang tidak hanya kekurangan petugas medis namun juga armada.
"Ya karena memang dibutuhkan, dipesan dan minta dipercepat juga. Maka kami juga bekerja keras ini," ucapnya.
Baca juga: PMI Jakarta modifikasi ambulans untuk bantu evakuasi pasien COVID-19
Ari menjelaskan untuk merakit satu mobil ambulans dibutuhkan waktu antara dua pekan sampai 60 hari tergantung spesifikasi yang dipesan.
"Kalau yang standar ya bisa cepat, kalau yang mungkin full spesifikasi ya kan harus nunggu alatnya dulu. Biasanya impor. Pesanan ambulans ini diserahkan ke pemesan. Ada yang memiliki mobil kemudian dirakit menjadi ambulans, ada pula yang memesan secara komplit mulai dari unit mobilnya sampai biaya perakitan," katanya.
Harga ambulans rakitan perusahaannya berkisar antara Rp290 juta hingga Rp3 miliar. "Harga itu sudah sama unit mobilnya. Kalau yang Rp290 juta biasanya ambulans transportasi, biasanya mobilnya APV atau grandmax. Isinya ya standar seperti tabung oksigen, lemari dan kebutuhan pasien lainnya," ucapnya.
Sedangkan ambulans seharga Rp3 miliar memiliki spesifikasi lebih komplit. "Masih kaya tabung oksigen dan lain-lain cuma mereknya lebih bagus, biasanya impor dari eropa. Mobilnya juga besar, bahkan pernah ada bis," katanya.
Baca juga: Rakyat Indonesia Menyumbangkan Mobil Ambulans Untuk Suriah
Perbedaan anmbulans biasa dengan ambulans khusus COVID-19 ada di ketersediaan alat isolator tersendiri. "Harganya memang beda juga karena ada alatnya lagi," ungkapnya.
Ari berharap pandemi COVID-19 ini segera berakhir meski kondisi ini membawa keuntungan secara bisnis.
"Ya walaupun ramai pesanan tapi ya harapan saya COVID-19 segera berakhir. Memang ada yang diuntungkan tapi banyak yang dirugikan. Semoga ambulans-ambulans ini juga bisa membantu menekan jumlah kasus COVID-19," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020