Keysha Atiki baru berusia 10 tahun tapi ia sudah bisa mengangkat bebannya saat ia berlatih dengan pelatih angkat berat yang pernah berkompetisi di Olimpiade - neneknya sendiri.
Mercy Obiero adalah perempuan Afika kedua yang berkompetisi dalam angkat berat di Olimpiade, mewakili negara asalnya Kenya pada 2012.
Sekarang, setelah pensiun dari kompetisi profesional, perempuan berusia 42 tahun itu bekerja sebagai pelatih, dan baik putrinya maupun cucunya berharap dapat mengikuti jejaknya.
"Saya merasa sangat senang dan bangga melatih putri dan cucu saya pada saat yang sama," kata Obiero kepada Reuters di rumahnya di timur Nairobi setelah sesi latihan di gym terdekat yang dimulai dengan star jump di depan cermin.
Baca juga: Ketua IOC konsultasi dengan anggota terkait dampak pandemi virus Corona
Putrinya yang berusia 12 tahun Chanel, dengan berat 29 kg, sudah bisa mengangkat beban hingga 60 kg. Ia berjongkok dan mengangkat saat Obiero menyemangatinya.
"Ibu saya telah memotivasi saya. Ia pergi ke Olimpiade dan saya melihatnya di TV. Sejak saat itu, saya katakan suatu hari nanti saya akan pergi ke Olimpiade," kata Chanel.
Obiero telah mengangkat beban selama 20 tahun, dan mengatakan ia mengatasi banyak keraguan mengenai perempuan dalam olahraga tersebut. Ia semula adalah pemain dan atlet hoki sebelum kakaknya memperkenalkan dia dengan angkat berat pada 1999.
"Saya mengalami banyak diskriminasi terutama di gym - laki-laki merasa seperti kamu seharusnya tidak melakukan ini. Tapi dengan berjalannya waktu, kamu bisa mengatasinya," kata dia, medalinya bersinar terang.
Baca juga: Usia tidak lagi muda, Eko Yuli butuh waktu lama persiapkan Olimpiade
Obiero mengatakan COVID-19, yang memaksa Kenya menutup sekolah-sekolah pada Maret, telah membuat keluarga menjadi lebih dekat dan memberi anak-anak waktu lebih banyak untuk berlatih.
Ia menyaksikan dengan bangga ketika cucunya Keysha - yang ramping seberat 32 kg - bersiap mengangkat 30 kg. Obiero maju untuk mendukungnya, menyaksikan dia di dinding cermin gym.
Baca juga: Kemenpora menghormati keputusan penundaan Olimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Lifter Deni dicoret dari pelatnas, mengapa?
Setelah latihan, ia berbinar.
"Nenak saya adalah panutan saya," kata Keysha, putri dari anak tertua Obiero. "Saya sangat bangga memilikinya."
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Mercy Obiero adalah perempuan Afika kedua yang berkompetisi dalam angkat berat di Olimpiade, mewakili negara asalnya Kenya pada 2012.
Sekarang, setelah pensiun dari kompetisi profesional, perempuan berusia 42 tahun itu bekerja sebagai pelatih, dan baik putrinya maupun cucunya berharap dapat mengikuti jejaknya.
"Saya merasa sangat senang dan bangga melatih putri dan cucu saya pada saat yang sama," kata Obiero kepada Reuters di rumahnya di timur Nairobi setelah sesi latihan di gym terdekat yang dimulai dengan star jump di depan cermin.
Baca juga: Ketua IOC konsultasi dengan anggota terkait dampak pandemi virus Corona
Putrinya yang berusia 12 tahun Chanel, dengan berat 29 kg, sudah bisa mengangkat beban hingga 60 kg. Ia berjongkok dan mengangkat saat Obiero menyemangatinya.
"Ibu saya telah memotivasi saya. Ia pergi ke Olimpiade dan saya melihatnya di TV. Sejak saat itu, saya katakan suatu hari nanti saya akan pergi ke Olimpiade," kata Chanel.
Obiero telah mengangkat beban selama 20 tahun, dan mengatakan ia mengatasi banyak keraguan mengenai perempuan dalam olahraga tersebut. Ia semula adalah pemain dan atlet hoki sebelum kakaknya memperkenalkan dia dengan angkat berat pada 1999.
"Saya mengalami banyak diskriminasi terutama di gym - laki-laki merasa seperti kamu seharusnya tidak melakukan ini. Tapi dengan berjalannya waktu, kamu bisa mengatasinya," kata dia, medalinya bersinar terang.
Baca juga: Usia tidak lagi muda, Eko Yuli butuh waktu lama persiapkan Olimpiade
Obiero mengatakan COVID-19, yang memaksa Kenya menutup sekolah-sekolah pada Maret, telah membuat keluarga menjadi lebih dekat dan memberi anak-anak waktu lebih banyak untuk berlatih.
Ia menyaksikan dengan bangga ketika cucunya Keysha - yang ramping seberat 32 kg - bersiap mengangkat 30 kg. Obiero maju untuk mendukungnya, menyaksikan dia di dinding cermin gym.
Baca juga: Kemenpora menghormati keputusan penundaan Olimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Lifter Deni dicoret dari pelatnas, mengapa?
Setelah latihan, ia berbinar.
"Nenak saya adalah panutan saya," kata Keysha, putri dari anak tertua Obiero. "Saya sangat bangga memilikinya."
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020