Bogor, (Antaranews Bogor) - Beberapa tokoh masyarakat dan budayawan menolak rencana Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menata kawasan Istana dan Kebun Raya bila menggeser pagar cagar benda budaya itu.

Dalam pertemuan antara Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bersama sejumlah tokoh masyarakat, di Balai Kota, Senin, budayawan dan tokoh masyarakat setempat Eman Sulaiman mengingatkan Wali Kota untuk tidak mengubah apa yang sudah ada.

"Apa yang sudah diamanatkan oleh para leluhur harus dijaga," kata Eman.

Selanjutnya Encep Torik Ketua Lembaga Kebudayaan menegaskan agar Pemerintah Kota Bogor jangan menggeser pagar Istana.

"Apa yang sudah ada harus dijaga, jangan merusak apa yang sudah ada di Bogor, pagar istana jangan digeser, karena ini mengurangi nilai budaya," katanya.

Ace Sumitha dari Dewan Kesenian Bogor mengatakan Istana merupakan benda cagar budaya yang dilindungi dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011.

"Istana merupakan benda cagar budaya yang harus dilestarikan. Di istana juga ada pohon yang usianya sudah ratusan tahun, jika pagar istana digeser maka pohon akan ditebang dan menghilangkan warisan budaya," katanya.

Dalam pertemuan tersebut ada sekitar 12 usulan dan masukan yang disampaikan oleh para tokoh masyarakat dan budayawan Bogor.

Beberapa budayawan menilai wacana penataan di sekeliling Istana dan Kebun Raya Bogor selain akan menggeser pagar Istana juga akan menggeser pagar Kebun Raya.

Menanggapi usulan dan masukan yang masuk, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menegaskab bahwa dalam penataan kawasan tersebut tidak akan rencana pelebaran jalan bahkan sampai mengganggu Kebun Raya Bogor.

"Saya jelaskan bahwa tidak pelebaran jalan dan tidak ada juga rencana mengganggu Kebun Raya," kata Bima.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dirinya telah menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo terkait penataan kawasan Kota Bogor terutama di sekeliling Istana dan Kabun Raya.

"Saya sampaikan ke Presiden, Istana Bogor ini seperti surga kalau kita berada di dalamnya. Tetapi di luar istana itu seperti dunia lain, macet dan hijau karena angkotnya," kata Bima.

Oleh karena itu lanjutnya, Pemerintah Kota Bogor ingin menata kawasan agar menjadi surga bagi masyarakatnya dengan membangun pedestrian yang layak, nyaman dan asri.

Dalam pertemuan dengan tokoh dan budayan Bogor ini, Bima mengatakan dirinya ingin meminta pandangan dan masukan dari para "inohong" atau tokoh.

Dijelaskannya, penataan tidak hanya untuk mengurai kemaceta lalu lintas etapi secara keseluruhan secara satu persatu, mulai dari PKL agar tidak ada Satpol PP yang melakukan pungutan liar, maupun penataan arus lalu lintas agar anggota Satlantas tidak menjadi mafia pelanggaran.

"Mengatasi macet bukan hanya dengan memindahkan pagar istana lalu selesai. Tetapi ada penataan yang lebih teknis yang sudah kita siapkan konsepnya dan kita serahkan kepada presiden," katanya.

Bima juga menegaskan tidak akan ada sebatang pohonpun yang akan ditebang saat penataan dan pembangunan pedestrian dilakukan.

"Tidak ada pohon yang ditebang satu batangpun, kita pelihara pohon tetap ada, jalan tidak dilebarkan, pagar istana masih kita kaji lagi," kata Bima.

Menurut Bima jika opsi menggeser pagar istana mendapat restu dan tidak melanggar undang-undang, pagar akan digeser ke dalam setelah parit yang kini ada di dalam pagar istana.

"Gambarannya nanti pagar istana berdiri setelah parit, nantinya pejalan kaki dipedestrian akan dibatasi parit, sehingga masyarakat bebas berjalan kaki dan bersepeda tidak ada lagi aktivitas memberi makan rusa," katanya.

Bima menambahkan wacana menggeser pagar istana masih dikaji ulang, jika hal tersebut mendapat pertentangan dengan undang-undang pihaknya akan menggunakan opsi lain yakni menggunakan badan jalan milik kewenangan Pemerintah Kota Bogor.

Jika pedestrian dilebarkan sengan menggunakan badan jalan, maka untuk mencegah penyempitan jalan di sekeliling Istana Bogor akan diterapkan sistem satu arah atau searah jarum jam.

Bima juga menegaskan bahwa rencana penataan kawasan seputar Istana tidak berkaitan dengan kepindahan Presiden Joko Widodo ke Istana Bogor.

"Ini merupakan program pemerintah Kota Bogor yang sudah disiapkan sebelum Presiden berencana pindah. Dengan adanya kepindahan Presiden ini menjadi sinkron, karena kita juga mau menata kawasan," katanya

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015