Pengurus Pusat (PP) Ikatan Bidan Indonesia mengatakan setiap pasien yang ingin berobat atau melakukan pemeriksaan kesehatan, sebaiknya harus membuat janji pertemuan dulu, sehingga ada persiapan pencegahan kemungkinan penularan COVID-19.

"Salah satu upaya yang kami kembangkan ialah komunikasi melalui media misalnya WhatsApp," kata Sekretaris Jenderal PP Ikatan Bidan Indonesia Dr Ade Jubaedah saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Baca juga: WHO: Asia Tenggara butuh 1,9 juta perawat dan bidan

Metode tersebut diterapkan supaya mengurangi kontak langsung dengan banyak orang yang bisa saja telah terpapar virus. Hal tersebut juga dinilai efektif dari segi waktu. Sebab, pasien yang akan berobat atau melakukan pemeriksaan tidak perlu menunggu terlalu lama saat berada di ruang tunggu.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhillah mengatakan dengan kondisi kasus COVID-19 yang terus bertambah, menjadi peringatan bagi semua pihak.

Baca juga: Presiden Jokowi berterima kasih kepada seluruh tenaga medis

Ia mengatakan apabila masyarakat, pemerintah dan semua pihak sepakat bahwasanya tenaga kesehatan adalah benteng terakhir dalam menghadapi pandemi COVID-19, seharusnya ada program dalam meningkatkan keselamatan tenaga kesehatan.

Khusus di tenaga perawat, hingga kini terdata sudah 85 orang yang meninggal akibat COVID-19. Khusus perawat terpapar misalnya di Jawa Timur sebanyak 844 orang, Jakarta 1.629, Sulawesi Selatan 350, dan Bali 156 perawat yang terinfeksi.

Baca juga: Studi: Penggunaan masker secara luas bisa mencegah gelombang kedua COVID-19

Secara umum, organisasi tersebut mengapresiasi program tes PCR gratis bagi tenaga kesehatan karena telah berupaya melindungi dari ancaman COVID-19.

Pewarta: Muhammad Zulfikar

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020