Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan sebanyak 42 rumah terancam pergerakan tanah dan satu rumah ambruk akibat longsor yang terjadi di dua lokasi berbeda.
"Satu rumah yang ambruk akibat longsor terjadi di Kampung Babakan Baru RT 02 RW 16 Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak. Rumah itu diisi dua kepala keluarga, tetapi tidak ada korban jiwa akibat benana yang terjadi pada Rabu, (4/2) malam," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo kepada Antara di Sukabumi, Kamis.
Sementara, untuk 42 rumah yang terancam pergeran tanah itu terjadi di Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak. Menurutnya, kejadian tersebut sudah terjadi sejak Senin, (2/2), namun warga yang mendiami rumah tersebut enggan mengungsi atau tetap memilih tinggal di rumahnya.
Ia mengatakan pihaknya sudah berada di kedua lokasi itu dan memberikan bantuan darurat, khusus warga yang tinggal daerah rawan pergerakan tanah sudah diberikan imbauan sehingga pada saat turun hujan warga mengungsi dahulu ke tempat yang lebih aman. Karena dilihat dari kondisi tanah sudah mulai belah dan berpotensi terjadi longsor.
"Kami juga sudah memasang rambu peringatan, dengan tujuan agar warga selalu waspada dan meminimalisasi jatuhnya korban jiwa," tambahnya.
Usman mengatakan potensi terjadi bencana tanah longsor dan pergerakan tanah ini cukup tinggi apalagi setiap hari Sukabumi turun hujan deras dengan durasi yang lama bahkan bisa seharian. Untuk itu, pihaknya sudah menugaskan kepada seluruh jajarannya untuk selalu siaga dan memantau informasi dari setiap daerah.
Sebelumnya, Bupati Sukabumi, Sukmawijaya mengatakan pihaknya sudah menganggarkan dana untuk penanggulangan bencana melalui APBD Kabupaten Sukabumi sebesar Rp10 miliar, namun pihaknya belum menetapkan status siaga bencana karena bencana masih bisa ditanggulangi dengan cepat walaupun potensinya cukup tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Satu rumah yang ambruk akibat longsor terjadi di Kampung Babakan Baru RT 02 RW 16 Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak. Rumah itu diisi dua kepala keluarga, tetapi tidak ada korban jiwa akibat benana yang terjadi pada Rabu, (4/2) malam," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo kepada Antara di Sukabumi, Kamis.
Sementara, untuk 42 rumah yang terancam pergeran tanah itu terjadi di Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak. Menurutnya, kejadian tersebut sudah terjadi sejak Senin, (2/2), namun warga yang mendiami rumah tersebut enggan mengungsi atau tetap memilih tinggal di rumahnya.
Ia mengatakan pihaknya sudah berada di kedua lokasi itu dan memberikan bantuan darurat, khusus warga yang tinggal daerah rawan pergerakan tanah sudah diberikan imbauan sehingga pada saat turun hujan warga mengungsi dahulu ke tempat yang lebih aman. Karena dilihat dari kondisi tanah sudah mulai belah dan berpotensi terjadi longsor.
"Kami juga sudah memasang rambu peringatan, dengan tujuan agar warga selalu waspada dan meminimalisasi jatuhnya korban jiwa," tambahnya.
Usman mengatakan potensi terjadi bencana tanah longsor dan pergerakan tanah ini cukup tinggi apalagi setiap hari Sukabumi turun hujan deras dengan durasi yang lama bahkan bisa seharian. Untuk itu, pihaknya sudah menugaskan kepada seluruh jajarannya untuk selalu siaga dan memantau informasi dari setiap daerah.
Sebelumnya, Bupati Sukabumi, Sukmawijaya mengatakan pihaknya sudah menganggarkan dana untuk penanggulangan bencana melalui APBD Kabupaten Sukabumi sebesar Rp10 miliar, namun pihaknya belum menetapkan status siaga bencana karena bencana masih bisa ditanggulangi dengan cepat walaupun potensinya cukup tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015