Penerbangan internasional langsung ke Beijing akan dibuka kembali secara bertahap mulai Kamis (3/9) setelah ditutup akibat COVID-19.
Sembilan penerbangan langsung tujuan Beijing dari delapan negara, yakni Thailand, Kamboja, Pakistan, Yunani, Denmark, Austria, Swedia, dan Kanada akan mulai beroperasi pada Kamis (3/9).
Maskapai Air China akan menjadi penerbangan internasional pertama dari Phnom Penh, Kamboja, yang mendarat di Beijing pada Kamis, demikian pernyataan Badan Penerbangan Sipil China (CAAC), Rabu.
Kebijakan ketat akan diberlakukan untuk mengurangi risiko kasus impor COVID-19 seperti membatasi bagasi penumpang.
Baca juga: KBRI Beijing bantu mencarikan penerbangan untuk pelajar Indonesia
Untuk mencegah kasus impor, semua penerbangan internasional akan dialihkan ke beberapa kota lain seperti kebijakan yang diberlakukan sejak 23 Maret.
Selanjutnya para penumpang akan menjalani tes asam nukleat dan jika dinyatakan bebas, maka diizinkan melanjutkan penerbangan ke Ibu Kota China itu.
Menurut CAAC, akan ada lebih banyak penerbangan langsung yang siap beroperasi kembali sesuai dengan manajemen risiko wabah, permintaan wisatawan, dan faktor lainnya.
Baca juga: Korea Selatan kekurangan ranjang pasien RS di tengah lonjakan kasus COVID-19
Sementara itu, sampai saat ini belum ada informasi mengenai penerbangan langsung dari Indonesia ke Beijing dan beberapa kota lainnya di China.
Ada satu penerbangan dari Jakarta ke Chengdu, Provinsi Sichuan, yang dilayani pesawat carter milik salah satu maskapai swasta Indonesia.
Baca juga: China melaporkan 9 kasus impor virus corona
Sebelum pandemi, Garuda Indonesia melayani penerbangan langsung dari Jakarta dan Denpasar menuju Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Chengdu secara reguler.
Lion Air, Sriwijaya Air, Batik Air, dan Citilink juga terbang dari berbagai kota di Indonesia ke kota-kota di China sebelum pandemi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Sembilan penerbangan langsung tujuan Beijing dari delapan negara, yakni Thailand, Kamboja, Pakistan, Yunani, Denmark, Austria, Swedia, dan Kanada akan mulai beroperasi pada Kamis (3/9).
Maskapai Air China akan menjadi penerbangan internasional pertama dari Phnom Penh, Kamboja, yang mendarat di Beijing pada Kamis, demikian pernyataan Badan Penerbangan Sipil China (CAAC), Rabu.
Kebijakan ketat akan diberlakukan untuk mengurangi risiko kasus impor COVID-19 seperti membatasi bagasi penumpang.
Baca juga: KBRI Beijing bantu mencarikan penerbangan untuk pelajar Indonesia
Untuk mencegah kasus impor, semua penerbangan internasional akan dialihkan ke beberapa kota lain seperti kebijakan yang diberlakukan sejak 23 Maret.
Selanjutnya para penumpang akan menjalani tes asam nukleat dan jika dinyatakan bebas, maka diizinkan melanjutkan penerbangan ke Ibu Kota China itu.
Menurut CAAC, akan ada lebih banyak penerbangan langsung yang siap beroperasi kembali sesuai dengan manajemen risiko wabah, permintaan wisatawan, dan faktor lainnya.
Baca juga: Korea Selatan kekurangan ranjang pasien RS di tengah lonjakan kasus COVID-19
Sementara itu, sampai saat ini belum ada informasi mengenai penerbangan langsung dari Indonesia ke Beijing dan beberapa kota lainnya di China.
Ada satu penerbangan dari Jakarta ke Chengdu, Provinsi Sichuan, yang dilayani pesawat carter milik salah satu maskapai swasta Indonesia.
Baca juga: China melaporkan 9 kasus impor virus corona
Sebelum pandemi, Garuda Indonesia melayani penerbangan langsung dari Jakarta dan Denpasar menuju Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Chengdu secara reguler.
Lion Air, Sriwijaya Air, Batik Air, dan Citilink juga terbang dari berbagai kota di Indonesia ke kota-kota di China sebelum pandemi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020