Peserta lomba baca puisi tentang kepahlawanan dan kemerdekaan dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun ke-75 RI yang diikuti oleh para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di China di luar ekspektasi, baik dari segi jumlah maupun kemampuan.
"Jumlah peserta yang ikut lomba 43 orang. Di luar ekspektasi kami, yang semula hanya 20-30 peserta," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, saat membuka lomba tersebut, Kamis.
Lomba tersebut digelar satu hari secara virtual melalui aplikasi Zoom dengan melibatkan dewan juri dari LKBN ANTARA dan kalangan akademisi.
Masing-masing peserta membacakan satu dari lima puisi berjudul, "Prajurit Jaga Malam", "Maju", "Karawang-Bekasi" yang ketiganya merupakan karya Chairil Anwar, "Pahlawan Tak Dikenal" (Toto Sudarto Bachtiar), dan "Gugur" (WS Rendra).
Baca juga: Menlu AS mengecam penangkapan taipan media Hong Kong, Jimmy Lai
Dalam lomba tersebut, para peserta dinilai berdasarkan teknik vokal, pemahaman, penghayatan, dan penampilan.
Para peserta berasal dari sejumlah perguruan tinggi dari berbagai daerah di China yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia.
"Untuk ukuran orang asing, Bahasa Indonesia mereka sangat bagus," kata Edy Sujatmiko, anggota dewan juri, yang terkesima dengan penampilan para peserta.
"Saya juga tidak menyangka. Ternyata penguasaan Bahasa Indonesia para peserta cukup bagus," kata Ida Wahyuni, anggota dewan juri lainnya, tak kalah herannya.
Sebagian peserta ada yang mengiringi bacaan puisinya dengan ilustrasi musik untuk menunjang penampilan.
Baca juga: KBRI Beijing gandeng CAWA mempercepat ekspor buah naga ke China
Uniknya, dari 43 peserta lomba yang juga digelar dalam rangkaian peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-China itu hanya ada satu peserta pria.
Hal itu dikarenakan peminat jurusan Bahasa Indonesia di kampus-kampus perguruan tinggi yang tersebar di wilayah timur laut, timur, utara, barat, barat daya, selatan daratan China itu didominasi kaum Hawa.
Pemenang lomba berhadiah uang tunai secara keseluruhan sebesar 3.250 yuan atau sekitar Rp6,9 juta ditambah sertifikat dan bingkisan itu diumumkan pada 17 Agustus 2020.
"Lomba ini bagian dari ikhtiar kami untuk mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia dan China serta dalam upaya meningkatkan kemampuan para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di Tiongkok dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar," kata Yaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Jumlah peserta yang ikut lomba 43 orang. Di luar ekspektasi kami, yang semula hanya 20-30 peserta," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, saat membuka lomba tersebut, Kamis.
Lomba tersebut digelar satu hari secara virtual melalui aplikasi Zoom dengan melibatkan dewan juri dari LKBN ANTARA dan kalangan akademisi.
Masing-masing peserta membacakan satu dari lima puisi berjudul, "Prajurit Jaga Malam", "Maju", "Karawang-Bekasi" yang ketiganya merupakan karya Chairil Anwar, "Pahlawan Tak Dikenal" (Toto Sudarto Bachtiar), dan "Gugur" (WS Rendra).
Baca juga: Menlu AS mengecam penangkapan taipan media Hong Kong, Jimmy Lai
Dalam lomba tersebut, para peserta dinilai berdasarkan teknik vokal, pemahaman, penghayatan, dan penampilan.
Para peserta berasal dari sejumlah perguruan tinggi dari berbagai daerah di China yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia.
"Untuk ukuran orang asing, Bahasa Indonesia mereka sangat bagus," kata Edy Sujatmiko, anggota dewan juri, yang terkesima dengan penampilan para peserta.
"Saya juga tidak menyangka. Ternyata penguasaan Bahasa Indonesia para peserta cukup bagus," kata Ida Wahyuni, anggota dewan juri lainnya, tak kalah herannya.
Sebagian peserta ada yang mengiringi bacaan puisinya dengan ilustrasi musik untuk menunjang penampilan.
Baca juga: KBRI Beijing gandeng CAWA mempercepat ekspor buah naga ke China
Uniknya, dari 43 peserta lomba yang juga digelar dalam rangkaian peringatan 70 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-China itu hanya ada satu peserta pria.
Hal itu dikarenakan peminat jurusan Bahasa Indonesia di kampus-kampus perguruan tinggi yang tersebar di wilayah timur laut, timur, utara, barat, barat daya, selatan daratan China itu didominasi kaum Hawa.
Pemenang lomba berhadiah uang tunai secara keseluruhan sebesar 3.250 yuan atau sekitar Rp6,9 juta ditambah sertifikat dan bingkisan itu diumumkan pada 17 Agustus 2020.
"Lomba ini bagian dari ikhtiar kami untuk mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia dan China serta dalam upaya meningkatkan kemampuan para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia di Tiongkok dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar," kata Yaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020