Ragam kuliner dan jajanan di berbagai daerah di Nusantara kian hari terus mencuat.

Ulasan melalui media massa umum, dan kini dengan maraknya media sosial, semakin memudahkan masyarakat mengenali aneka ciri khas makanan, bahkan di pelosok daerah sekalipun.

Saat musim libur sekolah tiba seperti saat ini, yakni Desember 2014 hingga memasuki pergantian tahun pada Januari 2015, bila anda mengisi libur sekolah putra-putrinya barangkali sempat melintas di Ungaran, ibu kota Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

Bagi yang berlibur dan melalui sepanjang kawasan Ungaran, yang mengarah ke Solo maupun Yogyakarta, bila berkendara dengan jalur darat, maka akan melintasi kota ini.

Ungaran terletak tepat di sebelah selatan Kota Semarang. Wilayah perkotaan Ungaran meliputi kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur. Sebagian wilayah Kota, merupakan daerah padat penduduk yaitu di sekitar sepanjang jalan protokol Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Diponegoro, dan Jalan Ahmad Yani.

Laman "Wikipedia" menuliskan Ungaran dikenal sebagai "Kota Seribu Rumah Makan".

Rujukannya, karena Ungaran merupakan jalur utama untuk kendaraan dari Semarang yang akan menuju Solo dan Yogyakarta --dan sebaliknya-- di mana pada sepanjang jalan banyak terdapat rumah makan bagi para penumpang kendaraan.

Di antara sekian banyak kuliner atau jajanan khas Ungara, salah satu yang semakin dikenal adalah tahu bakso, atau ada yang menuliskannya dengan tahu "baxo".

Pada sepanjang jalanan utama yang melalui Ungaran, masyarakat dengan jelas dapat melihat kuliner dan jajanan tahu bakso itu disajikan di sejumlah toko makanan.



Oleh-oleh

Saat ini, bila menyebut tahu bakso, maka tidak bisa dilepaskan pada peran sosok pertama yang memperkenalkan makanan dengan dua unsur utama, tahu dan bakso, yakni "Bu Pudji".

"Pada saat melalui Kota Ungaran ini, saya tidak pernah tidak membeli tahu bakso `Bu Pudji`, baik saat disantap dalam perjalanan maupun untuk oleh-oleh," kata Yayan, ibu dua putri yang sedang berlibur.

Awalnya, ia mengaku mendengar tahu bakso melalui cerita teman-temannya, yang membuat "ngiler" karena penuh dengan kisah yang disebut "mak nyus".

Istilah "mak nyus" itu dipopulerkan oleh pembawa acara kuliner kondang di televisi Bondan Winarno untuk menjelaskan betapa enak dan lezatnya sebuah makanan.

"Dari cerita teman itu, saya ingin membuktikannya, dan memang rasanya `mak nyus`," tambah Yayan.

Tahu bakso "Bu Pudji", yang nama aslinya Sri Lestari adalah orang pertama yang mempekenalkan tahu bakso sebagai oleh-oleh khas Ungaran.

Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang memulai usaha rumahan sejak 1995 hingga akhirnya mengukir kesuksesan sampai saat ini.

Merk lain yang cukup dikenal adalah tahu bakso "Woning"

Laman http://oleholehkhasungaran.blogspot.com/2013/08/oleh-oleh-khas-ungaran-tahu-baso-woning.html menyebut: "Keistimewaaan Tahu Baso Woning adalah rasanya yang luar biasa lezat, tanpa bahan pengawet dan dijamin halal. Baksonya terisi penuh di dalam tahu, bukan sekedar ada bakso di dalam tahu. Bahkan komposisi baksonya adalah 90% daging sapi segar, sehingga sedikit sekali tambahan tepungnya"

Bahan tahu dan bakso benar-benar diproduksi sendiri sesuai standar kesehatan dan yang pasti tidak menggunakan formalin atau bahan pengawet lainnya.

Tahu bakso ini bisa bertahan dua hari dalam udara bebas dan bila dimasukkan ke dalam kulkas bisa bertahan hingga sepekan, dan bila dimasukkan dalam "freezer" dalam keadaan beku, bisa tahan sampai sebulan.



Bersaing Kualitas

Seorang pelaku jasa wisata di Semarang, yang sering mengantar tamu mencari oleh-oleh tahu bakso Wahyu mengaku dengan "menjamurnya" usaha itu, justru punya nilai positif.

"Masyarakat akan mendapatkan cukup banyak pilihan produk, sedangkan dari produsen juga akan semakin bersaing dari kualitas," katanya.

Ia memberi contoh ketika sedang mengantar wisatawan ke produk tahu baso tertentu dirinya selalu ditanya apa nilai lebihnya.

"Artinya masyarakat atau wisatawan punya referensi informasi dan kemudian membandingkannya," katanya.

Di antara referensi itu, adalah pertanyaan seputar apakah bahan yang dibuat higienis, tanpa zat tambahan dan pengawet.

Dengan gaya hidup sehat yang dianut masyarakat Indonesia, kata Wahyu, maka cepat atau lambat, produsen yang merk-nya sudah terkenal atau pun yang belum, akan berlomba-lomba menyajikan produk terbaik, khususnya pada bahan baku yang tidak berisiko pada kesehatan.

Komposisi unsur tahu dan bakso yang mengedepankan aspek higienitas dan berbahan baku alami, agaknya kini sudah menjadi rujukan para penggemar kuliner, termasuk tahu bakso dari Ungaran.

Jadi, bila ada penggemar tahu bakso Ungaran, jika sedang mengisi libur sekolah atau pun bagi mereka yang mudik pada hari-hari besar, kini sila memilih kuliner khas itu dengan pilihan bijak.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014