Pengamat ekonomi Visi Indonesia Unggul (VIU), Horas Sinaga mengatakan pemulihan ekonomi nasional idealnya harus dimulai dari gerakan kewirausahaan agar dapat berjalan dengan efektif.
"Pemulihan perekonomian itu bisa dimulai dengan berwirausaha tanpa ketakutan berlebihan pada COVID-19. Waspada perlu, panik jangan. Jika kita panik, itu akan membuat semua roda ekonomi berhenti,” kata Horas Sinaga, Sabtu.
Ia menilai selain ekonomi kerakyatan, semua pihak perlu mendorong seluruh instrumen produksi termasuk perusahaan dan pabrik agar tetap beroperasi namun tetap dengan protokol kesehatan yang ketat.
Pria yang juga Ketua Umum Visi Indonesia Unggul (VIU) itu menegaskan cfdalam menyongsong 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang diwarnai kontraksi ekonomi dalam negeri ini, maka selayaknya seluruh elemen Bangsa Indonesia berinisiatif membangkitkan dan memberdayakan ekonomi kerakyatan.
“Jika ekonomi kerakyatan adalah tulang punggung maka tulang punggung inilah yang perlu dikuatkan. Apalagi koperasi pun selalu digadang sebagai sokoguru perekonomian bangsa," katanya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat termasuk umat beragama untuk turut serta menggerakkan perekonomian nasional melalui sektor riil yang dimotori oleh koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Horas menginisiasi acara perayaan 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di kalangan umat Kristen dengan tajuk "Bangkit dan Menjadi Terang."
Horas Sinaga selaku Ketua Panitia acara tersebut mengajak gereja-gereja di Indonesia berbuat sesuatu untuk memulihkan kembali perekonomian nasional.
“Saya ajak gereja, baik secara organisasi maupun organisme bukan hanya berdoa, tapi juga mendorong semua umatnya untuk bangkit,” katanya.
Ia mengatakan bangsa ini membutuhkan banyak pelaku UMKM dan gerakan koperasi yang sungguh-sungguh mau berusaha.
“Momentum 75 tahun kemerdekaan adalah saat yang tepat bagi kita untuk bangkit dan menjadi terang,” katanya.
Horas mengundang umat beragama turut bergabung dengan gerakan "Bangkit dan Menjadi Terang" yang bertujuan menggerakkan daya ekonomi masyarakat dalam negeri.
"Kita bangkit bukan sekadar dalam konteks kesalehan pribadi, tapi juga bangkit dalam kepedulian terhadap negara. Kita perlu menggiatkan ekonomi kerakyatan. Sektor ini adalah lokomotif yang bisa memulihkan ekonomi negara kita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Pemulihan perekonomian itu bisa dimulai dengan berwirausaha tanpa ketakutan berlebihan pada COVID-19. Waspada perlu, panik jangan. Jika kita panik, itu akan membuat semua roda ekonomi berhenti,” kata Horas Sinaga, Sabtu.
Ia menilai selain ekonomi kerakyatan, semua pihak perlu mendorong seluruh instrumen produksi termasuk perusahaan dan pabrik agar tetap beroperasi namun tetap dengan protokol kesehatan yang ketat.
Pria yang juga Ketua Umum Visi Indonesia Unggul (VIU) itu menegaskan cfdalam menyongsong 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang diwarnai kontraksi ekonomi dalam negeri ini, maka selayaknya seluruh elemen Bangsa Indonesia berinisiatif membangkitkan dan memberdayakan ekonomi kerakyatan.
“Jika ekonomi kerakyatan adalah tulang punggung maka tulang punggung inilah yang perlu dikuatkan. Apalagi koperasi pun selalu digadang sebagai sokoguru perekonomian bangsa," katanya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat termasuk umat beragama untuk turut serta menggerakkan perekonomian nasional melalui sektor riil yang dimotori oleh koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Horas menginisiasi acara perayaan 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di kalangan umat Kristen dengan tajuk "Bangkit dan Menjadi Terang."
Horas Sinaga selaku Ketua Panitia acara tersebut mengajak gereja-gereja di Indonesia berbuat sesuatu untuk memulihkan kembali perekonomian nasional.
“Saya ajak gereja, baik secara organisasi maupun organisme bukan hanya berdoa, tapi juga mendorong semua umatnya untuk bangkit,” katanya.
Ia mengatakan bangsa ini membutuhkan banyak pelaku UMKM dan gerakan koperasi yang sungguh-sungguh mau berusaha.
“Momentum 75 tahun kemerdekaan adalah saat yang tepat bagi kita untuk bangkit dan menjadi terang,” katanya.
Horas mengundang umat beragama turut bergabung dengan gerakan "Bangkit dan Menjadi Terang" yang bertujuan menggerakkan daya ekonomi masyarakat dalam negeri.
"Kita bangkit bukan sekadar dalam konteks kesalehan pribadi, tapi juga bangkit dalam kepedulian terhadap negara. Kita perlu menggiatkan ekonomi kerakyatan. Sektor ini adalah lokomotif yang bisa memulihkan ekonomi negara kita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020