Para akademisi dari Universitas Indonesia (UI) berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerbitkan buku berjudul "Buku Saku Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19".
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro dalam keterangannya di Depok, Jumat mengatakan Buku Saku Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19 merupakan wujud kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi UI dengan Kemendagri, Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan dan BNPB.
Menurut dia, susutnya aktivitas ekonomi di kota besar akibat COVID-19 memicu gelombang pengangguran sehingga meningkatkan gelombang pulang kampung. Maka dari itu, UI terpanggil melaksanakan riset pengabdian masyarakat bertemakan COVID-19, di antaranya riset membangun model pentahelix untuk pengendalian bencana rekayasa sosial desa tangguh dengan perspektif preventif dan promotif.
Baca juga: Iluni UI nilai ego sektoral menghambat penanganan COVID-19
"Diharapkan buku ini dapat menjadi pedoman dan pegangan di dalam mengambil langkah dan kebijakan untuk desa-desa di Indonesia," katanya.
Sebanyak 74.953 desa seluruh Indonesia akan menerima buku saku versi digital atau e-book, sedangkan bagi desa tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia akan menerima buku fisik.
Buku saku ini, kata Ari Kuncoro, akan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan desa, mulai dari kepala desa sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di desa, badan permusyawaratan desa, lembaga kemasyarakatan desa, badan kerja sama desa, TP-PKK desa, posyandu, kader kesehatan, warga desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, satuan keamanan lokal, meliputi bhabinkamtibmas dan babinsa serta petugas puskesmas.
Tim penyusun buku itu terdiri dari Dr. Rachma Fitriati (Fakultas Ilmu Administrasi UI), Dr. Robiana Modjo (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI/FKM UI dan Ketum PAKKI), Prof. dra. Fatma Lestari (FKM UI dan Disaster Risk Reduction Center/DRRC UI), dr. Adang Bachtiar (FKM UI & IAKMI), serta Debby Paramitasari, M.DisMgt (DRRC UI, penyunting buku).
Baca juga: Cegah penularan baru, pasien positif COVID-19 harus diawasi secara ketat
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo menuturkan COVID-19 bukanlah rekayasa dan bukan konspirasi. COVID-19 ibarat malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan. Karena itu program pencegahan harus menjadi program utama dan unggulan.
Untuk itu, kata Doni, perlu memanfaatkan seluruh media untuk edukasi, sosialisasi, dan mitigasi. "Kami berharap buku ini dapat menjadi pegangan aparat desa di dalam memberikan sosialisasi dan mitigasi COVID-19," katanya.
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri Nata Irawan mengatakan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyambut baik kehadiran buku saku ini. Diharapkan kehadiran buku ini dapat memberi manfaat besar bagi pemerintah desa dalam mengambil langkah dan kebijakan di dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Baca juga: UI kembali peroleh dana riset COVID-19 tahap kedua sebesar Rp3,1 miliar
Kementerian Dalam Negeri mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memasuki adaptasi kebiasaan baru (AKB). Pemerintah desa harus membangun program unggulan khas desa masing-masing untuk mengantarkan seluruh masyarakat desa masuk ke pintu gerbang perubahan.
Buku terbitan Penerbit Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri itu, kata Nata Irawan, akan menjadi pedoman bagi seluruh pemerintah desa untuk memastikan seluruh desa di Indonesia memiliki kemampuan untuk menuju Tatanan Normal Baru: Produktif dan Aman COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Rektor UI Prof. Ari Kuncoro dalam keterangannya di Depok, Jumat mengatakan Buku Saku Desa Tangguh Bencana Lawan COVID-19 merupakan wujud kolaborasi Tri Dharma Perguruan Tinggi UI dengan Kemendagri, Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan dan BNPB.
Menurut dia, susutnya aktivitas ekonomi di kota besar akibat COVID-19 memicu gelombang pengangguran sehingga meningkatkan gelombang pulang kampung. Maka dari itu, UI terpanggil melaksanakan riset pengabdian masyarakat bertemakan COVID-19, di antaranya riset membangun model pentahelix untuk pengendalian bencana rekayasa sosial desa tangguh dengan perspektif preventif dan promotif.
Baca juga: Iluni UI nilai ego sektoral menghambat penanganan COVID-19
"Diharapkan buku ini dapat menjadi pedoman dan pegangan di dalam mengambil langkah dan kebijakan untuk desa-desa di Indonesia," katanya.
Sebanyak 74.953 desa seluruh Indonesia akan menerima buku saku versi digital atau e-book, sedangkan bagi desa tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia akan menerima buku fisik.
Buku saku ini, kata Ari Kuncoro, akan menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan desa, mulai dari kepala desa sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di desa, badan permusyawaratan desa, lembaga kemasyarakatan desa, badan kerja sama desa, TP-PKK desa, posyandu, kader kesehatan, warga desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, satuan keamanan lokal, meliputi bhabinkamtibmas dan babinsa serta petugas puskesmas.
Tim penyusun buku itu terdiri dari Dr. Rachma Fitriati (Fakultas Ilmu Administrasi UI), Dr. Robiana Modjo (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI/FKM UI dan Ketum PAKKI), Prof. dra. Fatma Lestari (FKM UI dan Disaster Risk Reduction Center/DRRC UI), dr. Adang Bachtiar (FKM UI & IAKMI), serta Debby Paramitasari, M.DisMgt (DRRC UI, penyunting buku).
Baca juga: Cegah penularan baru, pasien positif COVID-19 harus diawasi secara ketat
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo menuturkan COVID-19 bukanlah rekayasa dan bukan konspirasi. COVID-19 ibarat malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan. Karena itu program pencegahan harus menjadi program utama dan unggulan.
Untuk itu, kata Doni, perlu memanfaatkan seluruh media untuk edukasi, sosialisasi, dan mitigasi. "Kami berharap buku ini dapat menjadi pegangan aparat desa di dalam memberikan sosialisasi dan mitigasi COVID-19," katanya.
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri Nata Irawan mengatakan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyambut baik kehadiran buku saku ini. Diharapkan kehadiran buku ini dapat memberi manfaat besar bagi pemerintah desa dalam mengambil langkah dan kebijakan di dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Baca juga: UI kembali peroleh dana riset COVID-19 tahap kedua sebesar Rp3,1 miliar
Kementerian Dalam Negeri mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memasuki adaptasi kebiasaan baru (AKB). Pemerintah desa harus membangun program unggulan khas desa masing-masing untuk mengantarkan seluruh masyarakat desa masuk ke pintu gerbang perubahan.
Buku terbitan Penerbit Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri itu, kata Nata Irawan, akan menjadi pedoman bagi seluruh pemerintah desa untuk memastikan seluruh desa di Indonesia memiliki kemampuan untuk menuju Tatanan Normal Baru: Produktif dan Aman COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020