Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan logistik untuk bantuan para korban bencana alam sudah habis disebabkan anggarannya minim.
"Sudah sepekan terakhir ini atau sejak 19 Desember logistik bantuan berupa genteng, batu bata, kayu dan bahan bangunan lainnya habis disalurkan untuk para korban bencana alam," kata Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Iwan Herniwan kepada Antara di Sukabumi, Kamis.
Logistik terakhir yang disalurkan untuk korban bencana di Kecamatan Cicantayan adalah 500 buat genteng, sehingga saat ini logistik berupa bahan bangunan sudah tidak tersedia lagi di Gudang. Lebih lanjut, anggaran untuk logistik dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Sukabumi setiap bulannya hanya Rp52 juta.
Anggaran tersebut untuk saat ini tidak cukup karena tingginya angka kejadian musibah sejak dua bulan terakhir ini seperti puting beliung, tanah longsor, banjir dan lain-lain. Apalagi dalam sebulan terakhir ini tercatat sudah 50 kejadian bencana yang mayoritas adalah bencana alam tanah longsor yang tersebar di 10 kecamatan.
"Dari data yang masuk ke kami, daerah yang diterjang bencana itu yakni Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Kadudampit, Sukaraja, Gunung Guruh, Pabuaran, Cidolog, Sagaranten, Caringin dan Pelabuhanratu. Dengan tingginya kejadian bencana ini seharusnya anggaran logistik ditambah untuk bantuan kepada para korban," tambahnya.
Walaupun persediaan logistik telah habis bukan berarti para korban yang rusak tidak bisa mendapatkan bantuan, untuk memenuhinya pihaknya akan menggunakan APBD dari biaya tidak terduga (BTT) sebesar Rp10 Miliar. Dengan adanya anggaran BTT ini diharapkan kebutuhan logistik untuk korban yang rumahnya rusak bisa terpenuhi.
Sementara, Bupati Sukabumi, Sukmawijaya mengatakan tingginya intensitas bencana di wilayahnya belum bisa dimasukan ke dalam kategori status darurat bencana, karena kejadiannya tidak merata di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi. Namun, demikian walaupun angka dan potensi bencana tinggi tetapi masih bisa ditanggulangi.
"Kami tidak akan tergesa-gesa dalam menetapkan status kebencanaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Sudah sepekan terakhir ini atau sejak 19 Desember logistik bantuan berupa genteng, batu bata, kayu dan bahan bangunan lainnya habis disalurkan untuk para korban bencana alam," kata Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi, Iwan Herniwan kepada Antara di Sukabumi, Kamis.
Logistik terakhir yang disalurkan untuk korban bencana di Kecamatan Cicantayan adalah 500 buat genteng, sehingga saat ini logistik berupa bahan bangunan sudah tidak tersedia lagi di Gudang. Lebih lanjut, anggaran untuk logistik dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Sukabumi setiap bulannya hanya Rp52 juta.
Anggaran tersebut untuk saat ini tidak cukup karena tingginya angka kejadian musibah sejak dua bulan terakhir ini seperti puting beliung, tanah longsor, banjir dan lain-lain. Apalagi dalam sebulan terakhir ini tercatat sudah 50 kejadian bencana yang mayoritas adalah bencana alam tanah longsor yang tersebar di 10 kecamatan.
"Dari data yang masuk ke kami, daerah yang diterjang bencana itu yakni Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Kadudampit, Sukaraja, Gunung Guruh, Pabuaran, Cidolog, Sagaranten, Caringin dan Pelabuhanratu. Dengan tingginya kejadian bencana ini seharusnya anggaran logistik ditambah untuk bantuan kepada para korban," tambahnya.
Walaupun persediaan logistik telah habis bukan berarti para korban yang rusak tidak bisa mendapatkan bantuan, untuk memenuhinya pihaknya akan menggunakan APBD dari biaya tidak terduga (BTT) sebesar Rp10 Miliar. Dengan adanya anggaran BTT ini diharapkan kebutuhan logistik untuk korban yang rumahnya rusak bisa terpenuhi.
Sementara, Bupati Sukabumi, Sukmawijaya mengatakan tingginya intensitas bencana di wilayahnya belum bisa dimasukan ke dalam kategori status darurat bencana, karena kejadiannya tidak merata di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi. Namun, demikian walaupun angka dan potensi bencana tinggi tetapi masih bisa ditanggulangi.
"Kami tidak akan tergesa-gesa dalam menetapkan status kebencanaan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014