Cikarang, (Antaranews Bogor) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menginstruksikan seluruh pusat kesehatan masyarakat setempat membentuk posko kesehatan untuk menangani korban banjir selama musim hujan.
"Posko ini dibentuk oleh masing-masing Puskesmas di setiap kecamatan. Totalnya ada 64 lokasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Moeharmansyah Boestari di Cikarang, Sabtu.
Menurut dia, di Kabupaten Bekasi saat ini terdapat 39 Puskesmas yang mayoritasnya berlokasi di kawasan rawan banjir.
"Hanya tujuh Puskesmas di antaranya yang berlokasi di wilayah tidak terkena dampak banjir," katanya.
Namun ketujuh tenaga medis di Puskesmas itu akan diperbantukan ke sejumlah kawasan rawan banjir.
Dikatakan Moeharmansyah, 32 Puskesmas yang terletak di kawasan banjir diinstruksikan untuk mendirikan minimal dua posko.
Menurutnya, setiap posko akan disiagakan minimal satu orang perawat dan dokter selama 24 jam.
"Saat ini ada 70 dokter yang tersebar di seluruh Puskesmas, " katanya.
Moeharmansyah menambahkan, penyakit yang saat ini diantisipasi pihaknya selama musim hujan dan ancaman banjir antara lain, infeksi saluran pernafasan akut, gatal-gatal atau penyakit kulit, serta diare.
Menurutnya, kawasan paling rawan banjir berada di Kecamatan Muaragembong dan Cabangbungin karena letaknya yang berada di hilir aliran sungai.
"Wilayah itu biasa mengalami banjir akibat luapan Kali Ciherang dan Citarum," katanya.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi diketahui ada 16 kecamatan di wilayah setempat yang rawan banjir.
Titik terparah akibat banjir berada di Kecamatan Muaragembong atau di pesisir utara Bekasi.
Banjir di sana diakibatkan meluapnya Kali Citarum, sehingga mengakibatkan empat desa terendam di antaranya Desa Pantai Bakti, Pantai Bahagia, Pantai Sederhana, dan Pantai Mekar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Posko ini dibentuk oleh masing-masing Puskesmas di setiap kecamatan. Totalnya ada 64 lokasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Moeharmansyah Boestari di Cikarang, Sabtu.
Menurut dia, di Kabupaten Bekasi saat ini terdapat 39 Puskesmas yang mayoritasnya berlokasi di kawasan rawan banjir.
"Hanya tujuh Puskesmas di antaranya yang berlokasi di wilayah tidak terkena dampak banjir," katanya.
Namun ketujuh tenaga medis di Puskesmas itu akan diperbantukan ke sejumlah kawasan rawan banjir.
Dikatakan Moeharmansyah, 32 Puskesmas yang terletak di kawasan banjir diinstruksikan untuk mendirikan minimal dua posko.
Menurutnya, setiap posko akan disiagakan minimal satu orang perawat dan dokter selama 24 jam.
"Saat ini ada 70 dokter yang tersebar di seluruh Puskesmas, " katanya.
Moeharmansyah menambahkan, penyakit yang saat ini diantisipasi pihaknya selama musim hujan dan ancaman banjir antara lain, infeksi saluran pernafasan akut, gatal-gatal atau penyakit kulit, serta diare.
Menurutnya, kawasan paling rawan banjir berada di Kecamatan Muaragembong dan Cabangbungin karena letaknya yang berada di hilir aliran sungai.
"Wilayah itu biasa mengalami banjir akibat luapan Kali Ciherang dan Citarum," katanya.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi diketahui ada 16 kecamatan di wilayah setempat yang rawan banjir.
Titik terparah akibat banjir berada di Kecamatan Muaragembong atau di pesisir utara Bekasi.
Banjir di sana diakibatkan meluapnya Kali Citarum, sehingga mengakibatkan empat desa terendam di antaranya Desa Pantai Bakti, Pantai Bahagia, Pantai Sederhana, dan Pantai Mekar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014